Burung Maleo jadi logo ASEAN Indonesia. Sayangnya eksistensi satwa endemik Sulawesi ini terancam

Koridor.co.id

Ilustrasi-Foto: Istimewa.

Eksistensi Macrocephalon maleo secara resmi tercatat dalam dokumentasi yang dilakukan Naturalis Inggris Alfred Russel Wallace. Itu buah dari perjalanannya berkelana di Kepulauan Nusantara selama delapan tahun, antara 1854 hingga 1862.

Jauh sebelum itu maleo, hewan yang tidak akan ditemukan di wilayah mana pun, adalah bagian dari sejarah masyarakat Sulawesi, terutama  belahan utara. Sekali pun bersumber pada cerita tutur dan sulit diterima logika, Benteng Portugis Otanaha di Kota Gorontalo pada abad ke 16 dibangun dengan campuran  pasir dan batu kapur, yang direkatkan dengan telur burung maleo.  

Maleo termasuk suku megapodiidae, yaitu suku burung yang memiliki kepala berukuran kecil, bulu berwarna hitam atau coklat. Satwa ini memiliki kaki besar dan kuat yang digunakan untuk menggali tanah dan menyingkirkan batuan saat bertelur.

Maleo tidak mengerami telurnya. Setelah bertelur, si induk akan mengubur telurnya dengan menggali lubang, sampai anak burung itu menetas sendiri.

Agar dapat bertahan dan menetas, telur harus dikubur di tempat hangat bersuhu 32-35 derajat Celcius seperti di pasir pantai atau kawasan yang dekat sumber air panas.

Maleo berukuran sedang dengan panjang sekitar 55 sentimeter (cm) dan memiliki bulu warna hitam. Kulit di sekitar mata berwarna kuning dengan iris mata merah kecokelatan dan kaki abu-abu.

Maleo mempunyai paruh jingga dan bulu sisi bawah merah muda keputihan. Di atas kepala terdapat semacam tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Ukuran betina lebih kecil dari jantan dengan warna lebih gelap.

Karena unik dan langka, pada 15 Maret 2023, Maleo diadopsi dalam logo utama ASEAN Indonesia 2023. Hewan ini  dianggap sebagai representasi kekayaan hayati Nusantara.

Sayangnya populasi Maleo makin terancam. Mereka terdesak maraknya pembukaan lahan di habitatnya berupa kawasan pantai berpasir panas atau pegunungan dengan sumber air panas atau kondisi geotermal tertentu.

Selain itu pencurian telur maleo juga mengancam kelestarian burung itu. Seekor maleo memang hanya bertelur sebutir dalam satu musim. Selain itu Maleo punya predator alami seperti babi hutan dan biawak.

Dalam sebuah simposium bertema ‘Maleo Warisan Dunia’ pada November 2022  di Gedung Bapelitbangda Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara Askhari Dg Masikki menjelaskan 8 ancaman yang dihadapi maleo.

 “Ancaman maleo antara lain terjadinya alih fungsi lahan, degradasi lahan/hutan, perburuan, pengambilan telur, terjadi abrasi pantai/sungai, nesting ground tertutup tumbuhan pengganggu, terputusnya koridor/jelajah dan adanya predator alami,”  ujar Askhari.

Permasalahan utama menurunnya populasi burung maleo karena tidak bisa bertelur di sembarang tempat. 

Dasar perlindungan burung unik ini adalah Peraturan Pemerintah (PP) nomor 7 tahun 1999, Peraturan Menteri LHK P.106/2018 dan Apendiks I dilarang diperdagangkan.

Apalagi, saat ini maleo masuk daftar merah IUCN tahun 2021. Artinya statusnya kini Critically endangered.

Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Supriyanto memaparkan sebaran lokasi peneluran maleo di TNBNW terdapat di 8 lokasi, 6 lokasi aktif 5 di antaranya sudah dikelola, di Tambun, Muara Pusian, Hungayono, Pohulongo dan Tumokang/Matayangan.

“Satu lokasi belum dikelola yaitu di Pilomanua, 2 lokasi tidak aktif di Sinondu dan Leda-leda,” imbuhnya.

Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Iskandar Kamaru menjelaskan keseriusan pemerintahnya dalam melestarikan maleo dan habitatnya.

Salah satu upaya itu ialah ini membuat  Perda Pengungsian Satwa di koridor Tanjung Binerean yang meliputi satu kesatuan bentang alam dari wilayah pesisir hingga ke arah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang meliputi area seluas 3000 ha.

Populasi burung maleo di Indonesia diperkirakan tidak lebih dari 10.000 ekor saja. Untuk itu, satwa langka yang unik ini perlu penanganan khusus agar tidak terancam punah.

Artikel Terkait

Terkini