Bukan saja untuk kendaraan sehari-hari, dunia balap motor juga didorong memakai energi listrik. Secara global kendaraan listrik jadi kebutuhan

Koridor.co.id

Ilustrasi-Foto: Dokumentasi Inka Putri Pratiwi.

Kendaraan listrik bukan hanya isu kebaruan tetapi juga kebutuhan. Secara global kendaraan listrik bukan lagi kebaruan tetapi juga kebutuhan.

Demikian dikatakan, salah seorang anggota Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (KOSMIK) Hendro Sutono saat menjadi salah seorang pembicara di acara Kompasianival 2022 di Bentara Budaya Jakarta, 3 Desember 2022.

Hendro menyampaikan bicara kendaraan listrik harus secara holistik, tidak  hanya kendaraan listrik yang berplat, tetapi juga kendaraan listrik untuk transportasi personal.

Diskusi makin menarik ketika pebalap Road Race Indonesia, sekaligus aktris Inka Putri Pratiwi  juga menuturkan testimoni bahwa dia juga menggunakan sekuter listrik bukan hanya transportasi tetapi juga balapan.

Pada kesempatan yang sama, Pebalap Road Race Indonesia sekaligus aktris Inka Putri mengungkapkan kendaraan listrik di Indonesia saat ini masih perlu disempurnakan. Menurut pengalamannya kendaraan listrik itu simpel dan lebih mudah dipakai, selain ramah lingkungan.

“Saya tertarik kepada kendaraan listrik yang pastinya karena simpel banget dan ramah lingkungan, dan nggak bikin bising suaranya cocok banget kalau lagi keadaan macet aku bisa selap selip di jalan,” ujar Inka kepada Koridor, Kamis, 8 Desember 2022.

Selain digunakan untuk balap sekuter listrik, Inka mengaku menggunakan untuk kendaraan sehari-hari.  Hanya sejauh ini dia belum pernah merasakan turing jauh dengan menggunakan kendaraan listrik,

Pada kesempatan yang berbeda artis sekaligus penghobi freestyle Nyi Raden Saskia Poetri Warman mengaku bahwa motor listrik sudah menjadi keniscayaan. Perempuan yang akrab disapa Kia Poetry ini menyampaikan pernah menggunakan kendaraan listrik jenis moge juga tapi ZERO namanya.

“Cukup menyenangkan tapi bahayanya karena nggak ada suara. Jadi pas lampu merah kaki dilindes bajaj saking lembutnya,” ucap Kia kepada Koridor.

Menurut Kia kendaraan listrik belum bisa menggeser kendaraan berbahan bakar fosil, terutama dalam waktu dekat. Karena moge dengan bahan bakar fosil memiliki ciri khas dan ketampanan yang berbeda. Suara dan bentuknya khas.

“Jadi kalau pun motor listrik berjalan dengan baik. Saya cukup yakin motor biasa akan tetap dicintai,” kata perempuan kelahiran 4 Desember 1994.

Diskusi di BBJ, Inka Putri (Tengah)-Foto: Irvan Sjafari,

Ilmuwan lingkungan sendiri sudah lama menyerukan industri olahraga motor untuk berbuat lebih banyak untuk membantu mengatasi perubahan iklim.

Setiap musim Formula 1 menghasilkan 256.000 ton karbon dioksida. Capaian itu setara dengan sekitar 128.000 orang dalam setahun, menurut sebuah laporan yang diproduksi oleh olahraga tersebut.

Asap knalpot dari industri juga berkontribusi terhadap polusi udara, yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan kita.

Ilmuwan iklim, Chloe Brimicombe  menuturkan ada potensi bahwa industri olahraga dapat membantu memimpin tuntutan tersebut.“Perusahaan besar dan pemerintah harus mendengarkan sains dan mengambil tindakan,” ucapnya seperti dilansir https://www.swlondoner.co.uk/sport/06092022-calls-for-the-motorsport-industry-to-tackle-climate-change 

Perubahan sedang dilakukan di industri olahraga motor untuk mengurangi emisi berbahaya, dengan lebih banyak pengemudi dan produsen juga membuat keputusan yang lebih berkelanjutan.

Awal tahun lalu Porsche membuat gerakan baru terkait bahan bakar sintetik dengan melakukan investasi besar di sebuah perusahaan yang membangun pabrik yang akan memproduksi bahan bakar yang memungkinkan pengoperasian mesin pembakaran ‘hampir’ netral CO2.

Menurut pengemudi mobil tur Inggris Dan Cammish apa yang dilakukan Porsche dengan bahan bakar berkelanjutan dan menggunakan bensin sintetis akan memainkan peran besar dalam masa depan olahraga yang berkelanjutan.

Pada sisi lain Cammish mengingatkan  betapa pentingnya untuk tidak kehilangan esensi dari olahraga tersebut.

“Jika kita melangkah terlalu jauh ke jalur teknologi, kita bisa berakhir dengan menghapus pengemudi sama sekali,” katanya.

Dengan maraknya olahraga motor berkelanjutan seperti Formula E dan Extreme E, ada peluang bagi industri olahraga motor untuk secara positif mendorong perubahan di antara industri olahraga.

Pada  2014 seri balap jalanan listrik Formula E lahir dengan misi pendiri untuk menunjukkan kemampuan kendaraan ramah lingkungan di panggung dunia.

Artikel Terkait

Terkini