Badan Meteorologi dunia ramalkan 2023 El Niño sebabkan kekeringan di Australia, Indonesia, dan sebagian Asia Selatan

Koridor.co.id

Ilustrasi-Foto: WMO.

Menurut situs BMKG El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah.

Imbasnya mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memproyeksikan kemungkinan El Niño meningkat akhir tahun ini dan kemungkinan akan memicu suhu global yang lebih tinggi.

La Niña yang luar biasa membandel kini telah berakhir setelah berjalan selama tiga tahun dan Pasifik tropis saat ini berada dalam keadaan ENSO-netral (baik El Niño maupun La Niña).

Ada peluang 60% untuk transisi dari ENSO-netral ke El Niño selama Mei-Juli 2023. WMO memproyeksikan ini akan meningkat menjadi sekitar 70% pada Juni-Agustus dan 80% antara Juli dan September.  

Pembaruan, yang didasarkan atas masukan dari Pusat Produksi Global WMO untuk Prakiraan Jangka Panjang dan penilaian pakar.

Sekretaris Jenderal WMO Prof. Petteri Taalas mengatakan Bumi baru saja mengalami delapan tahun terpanas, meskipun mengalami La Niña yang mendingin selama tiga tahun terakhir dan ini bertindak sebagai rem sementara pada kenaikan suhu global.

Perkembangan El Niño kemungkinan besar akan menyebabkan lonjakan baru dalam pemanasan global dan meningkatkan peluang untuk memecahkan rekor suhu,” kata Talaas dikutip dari https://edition.cnn.com/2023/05/05/world/ocean-surface-temperature-heat-record-climate-intl/index.html 

Menurut laporan Keadaan Iklim Global WMO, 2016 adalah tahun terhangat yang tercatat karena “pukulan ganda” dari peristiwa El Nino yang sangat kuat dan pemanasan akibat gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia.

Efek pada suhu global biasanya muncul pada tahun setelah perkembangannya dan kemungkinan besar akan terlihat paling jelas pada 2024.

El Niño adalah pola iklim alami yang terkait dengan pemanasan suhu permukaan laut di tengah dan timur Samudera Pasifik tropis. Itu terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, dan episode biasanya berlangsung sembilan hingga 12 bulan.

Peristiwa El Niño biasanya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di beberapa bagian selatan Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian selatan, Tanduk Afrika, dan Asia Tengah.

Sebaliknya, El Niño juga dapat menyebabkan kekeringan parah di Australia, Indonesia, dan sebagian Asia Selatan. Selama musim panas Boreal, air hangat El Niño dapat memicu badai di tengah/timur Samudra Pasifik, sementara itu menghambat pembentukan badai di Cekungan Atlantik.

Artikel Terkait

Terkini