Bandung, Koridor.co.id – Keberadaan Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP Kuliah) merupakan salah satu jalan bagi mahasiswa dari kalangan keluarga tidak mampu untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita dalam sebuah talkshow pernah menyampaikan Unpad menjamin biaya tidak menjadi faktor pengganggu.
“Namun untuk itu mahasiswa harus menunjukkan prestasi yang baik agar Unpad membantu menyalurkan kepada pemberi beasiswa,” kata Arief dalam situs Unpad
Untuk program Sarjana dan Sarjana Terapan, pendaftar ke Unpad, baik melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun Jalur Mandiri bisa memanfaatkan beragam peluang beasiswa. Salah satunya adalah program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari pemerintah.
Pada 2021 Unpad memperoleh kuota penerima KIP Kuliah sebesar 1.200 orang. Calon mahasiswa bisa memanfaatkan program ini untuk mendaftar di program Sarjana maupun Sarjana Terapan di Unpad selama sudah memiliki kartu KIP Kuliah.
Sayangnya, pada 2023 Kemendikbudristek RI menetapkan alokasi kuota penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP Kuliah) di Universitas Padjadjaran untuk tiga jalur masuk pada 2023 ditetapkan sebesar 602 orang.
Mengingat terbatasnya kuota tahun ini, peserta diimbau mencermati proses seleksi yang dilakukan Unpad untuk menjaring penerima KIP Kuliah.
Unpad berupaya agar mahasiswa dari kalangan tidak mampu sebanyak-banyaknya untuk ikut KIP Kuliah. Namun kata Arief, pihaknya menghadapi kendala keterbatasan alokasi pemerintah dan keterbatasan Unpad dalam membantu masyarakat.
“Dengan sangat menyesal tidak semua yang berprestasi baik dapat diterima menjadi penerima KIP Kuliah,” ungkap Arief seperti dikutip dari situs Unpad
Arief menjelaskan, alokasi nasional sebagian besar telah digunakan untuk calon mahasiswa baru dari jalur SNBP dan SNBT. Untuk memfasilitasi calon mahasiswa dari Jalur Mandiri, ada penambahan kuota KIP Kuliah sebanyak 84 peserta dengan sumber dana yang berasal dana Unpad.
“Unpad berupaya menambah sendiri dengan kemampuan kita. Hanya tentu saja karena keterbatasan, tidak bisa mengakomodasi pendaftar untuk menerima KIP Kuliah. Tetap ada kuota juga,” tutur Arief.
Tidak Lolos, Ada Jalur Non KIP-K
Proses penjaringan KIP Kuliah mengacu pada prestasi pendaftar. Proses ini juga dilakukan untuk seleksi di Jalur Mandiri. Artinya, penerima KIP Kuliah Jalur Mandiri Unpad merupakan yang terpandai di antara pendaftar lainnya. Karena itu Arief mengimbau bagi mereka yang tidak lolos verifikasi kelayakan untuk sukarela pindah ke jalur reguler atau non KIP-K.
Kendati demikian, Unpad akan tetap memproses sesuai mekanisme, dengan proses seleksi dan registrasi di Jalur Mandiri reguler.
Wakil Rektor menegaskan bahwa KIP Kuliah bukan satu-satunya program untuk memberikan kesempatan berkuliah di perguruan tinggi.
Mereka yang terdaftar menjadi peserta reguler tetap punya kesempatan mendapatkan beasiswa dari pemerintah, swasta, maupun lembaga pemberi beasiswa saat sudah berkuliah di Unpad.
“Banyak bentuk beasiswa lain saat pindah ke reguler dan bisa didapatkan. Unpad juga bisa ikut memfasilitasi. KIP Kuliah bukan satu-satunya cara untuk bisa berkuliah karena ini punya keterbatasan dari sisi alokasi,” pungkasnya.
Gratis Kuliah dengan KIP-K
Bagi mahasiswa Unpad mendapatkan KIP-K adalah hal yang sangat disyukuri. Salah seorang mahasiswa penerima KIP adalah Eka, 22 tahun.
“Kalau di angkatan saya, yang terdaftar sebagai penerima KIP-K akan dibebaskan dari Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dan UKT selama 8 semester,” ujar Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Angkatan 2021 kepada Koridor.
Eka mengaku cukup melengkapi data diri di Web KIP-K. Berhubung dia sebelumnya telah menerima KIP sejak SMP, jadi tidak perlu mengurus ke Data Terpadu Kesejaterahan Sosial (DTKS) supaya terdata tidak mampu.
Sebagai catatan menurut situs Unpad mahasiswa baru Angkatan 2023 ini membayar antara Rp6 juta hingga Rp8 juta per semester untuk Ilmu sosial, humaniora dan Hukum.
Sementara untuk fakultas ilmu pengetahuan alam, pertanian, teknologi orang tua mahasiswa harus mengeluarkan biaya Rp6,5 juta hingga Rp10 juta. Untuk Fakultas Kedokteran biaya per semester mencapai Rp20,5 juta.
Namun Unpad juga menetapkan Iuran Pengembangan Institusi yang besarannya antara Rp15 juta untuk sejumlah program studi di FIB dan FISIP, sementara yang tertinggi di Fakultas Kedokteran mencapai Rp195 juta (Irvan Sjafari/Bagian Keempat Tulisan)