
Jakarta, Koridor.co.id – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan. Posisi ULN Indonesia tercatat sebesar USD398,3 miliar pada akhir Mei 2023. Utang tersebut turun dari posisi akhir April 2023 sebesar USD403,0 miliar.
Data Bank Indonesia, Senin, 17 Juli 2023, untuk posisi ULN Indonesia secara tahunan terkontraksi 1,7 persen (year on year/yoy). Kontraksi ini lebih dalam dari bulan sebelumnya sebesar 1,3 persen (yoy).
Sumber utang
Sumber ULN Indonesia berasal dari ULN pemerintah dan swasta. Untuk ULN pemerintah tercatat sebesar USD192,6 miliar. Jumlah utang pemerintah tersebut turun dari April sebesar USD194,1 miliar. Secara tahunan tumbuh 2,3 persen. Pemicu penurunan ULN pemerintah karena pembayaran neto pinjaman luar negeri. Serta beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo.
Pemerintah juga tetap berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel. Termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu.
Dukungan ULN tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 24,1 persen dari total ULN pemerintah. Kemudian, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 17,9 persen. Lalu, jasa pendidikan 16,8 persen; konstruksi 14,2 persen; serta jasa keuangan dan asuransi 10,2 persen.
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali. Mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah.
ULN swasta
Sementara itu, posisi ULN swasta pada akhir Mei 2023 tercatat USD196,5 miliar. Jumlah ini turun dari bulan sebelumnya sebesar USD199,5 miliar. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi 5,8 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya 4,6 persen (yoy).
Penyebab kontraksi ini karena menurunnya ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations). Masing-masing mengalami kontraksi 5,3 persen (yoy) dan 7,6 persen (yoy). Dari kontraksi 4,8 persen (yoy) dan 3,9 persen (yoy) pada bulan lalu.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi. Kemudian, industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin. Serta, pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,0 persen dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,8 persen terhadap total ULN swasta.
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,7 persen dari bulan sebelumnya 30,0 persen.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, berdasarkan oleh dominasi ULN jangka panjang. Pangsa ULN jangka panjang mencapai 87,3 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, melalui penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.(Yuni Rahmi)