Berapa jumlah uang beredar yang tumbuh positif pada Januari 2023?

Koridor.co.id

Ilustrasi Mata Uang Rupiah.

Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2023 tetap tumbuh positif. 

Data Bank Indonesia yang dirilis, Jumat (24/2/2023), menyebutkan posisi M2 pada Januari 2023 sebesar Rp8.271,7 triliun atau tumbuh 8,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Namun pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,4 persen yoy. 

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh 8,5 persen. Adapun sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Untuk komponen giro rupiah tercatat tumbuh 15 persen yoy. Dana float uang elektronik terkontraksi 3,9 persen yoy. Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,1 persen terhadap M1 tercatat sebesar Rp2.159,1 triliun atau tumbuh 4,1 persen. 

Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp830,4 triliun atau tumbuh 8,5 persen yoy. Kemudian, uang kuasi dengan pangsa 44,3 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.662,8 triliun atau tumbuh 7,7 persen. Perkembangan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 2,6 persen yoy.

Selain itu, giro valas tumbuh 34,4 persen persen. Di sisi lain, tabungan lainnya tercatat tumbuh 9,9 persen yoy. Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 19,7 persen.

Untuk perkembangan M2 pada Januari 2023 terutama didorong oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus). Penyaluran kredit yang diberikan dalam bentuk pinjaman (loans) namun tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman seperti surat berharga (debt securities), tagihan accepts (banker’s acceptances), dan tagihan repo. 

Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Pada Januari 2023, penyaluran kredit tumbuh 10,2 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 11,0 persen sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif. Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 20,5 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 13,9 persen (yoy).

Ini didorong oleh pertumbuhan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat sebesar 48,1 persen yoy. Aktiva luar negeri bersih pada Januari 2023 tumbuh sebesar 6,6 persen setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 4,9 persen yoy.

Artikel Terkait

Terkini