Uang beredar tumbuh positif, dipengaruhi oleh perkembangan aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit

Koridor.co.id

Ilustrasi Mata Uang Rupiah.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2022 tumbuh positif. Posisi M2 pada Desember 2022 sebesar Rp8.525,5 triliun tumbuh 8,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini meningkat 9,6 persen yoy pada November 2022.

Berdasarkan hasil statistik uang beredar dan analisis yang dirilis Bank Indonesia, Selasa (24/1/2023), perkembangan uang beredar didorong oleh pertumbuhan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 9,5 persen (yoy) serta uang kuasi sebesar 6,8 persen (yoy).

Pada komponen giro rupiah tercatat tumbuh 17,9 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 21,5 persen (yoy). Dana float uang elektronik pada Desember 2022 tercatat Rp10,0 triliun dengan pangsa 0,2 persen terhadap M1 atau terkontraksi 10,2 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh positif 17,1 persen (yoy) pada November 2022.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,0 persen terhadap M1, tercatat Rp2.225,8 triliun atau tumbuh 4,4 persen (yoy) setelah bulan sebelumnya meningkat 6,5 persen (yoy).

Sementara itu uang kartal yang beredar di masyarakat pada Desember 2022 tercatat Rp897,8 triliun atau tumbuh 8,0 persen (yoy) dari posisi November 2022 yang meningkat 8,4 persen (yoy).

Uang kuasi dengan pangsa 43 persen dari M2 tercatat Rp3.666,3 triliun pada Desember 2022 atau tumbuh 6,8 persen (yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,9 persen (yoy).

Perkembangan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 1,9 persen (yoy) pada Desember 2022, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 2,1 persen (yoy).

Selain itu, tabungan lainnya juga tercatat naik 13,1 persen (yoy) setelah tumbuh 15,4 persen (yoy) pada November 2022. Sementara itu, giro valas meningkat 29,0 persen (yoy) setelah tumbuh 27,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan M2 pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit. Aktiva luar negeri bersih tercatat tumbuh positif sebesar 4,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya sebesar 1,0 persen (yoy). 

Sementara itu, penyaluran kredit pada Desember 2022 tumbuh 11,0 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan 10,9 persen bulan sebelumnya, seiring dengan perkembangan kredit produktif dan konsumtif.

Sementara itu tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 13,8 persen (yoy) setelah terkontraksi 17,2 persen (yoy) pada November 2022. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat 26,8 persen (yoy) pada Desember 2022 setelah bulan sebelumnya tumbuh 37,7 persen (yoy).

Artikel Terkait

Terkini