PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mengalami kesulitan keuangan. Kinerja perusahaan terus memburuk dalam lima tahun terakhir. Bahkan selama periode 2016-2021, pendapatan usaha emiten konstruksi pelat merah ini terus tergerus.
Lihat saja pada 2021, emiten berkode saham WSKT ini mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp12,24 triliun. Pendapatan usaha Waskita Karya merosot dari akhir 2016 sebesar Rp23,78 triliun.
Pendapatan usaha Waskita Karya berasal dari jasa konstruksi Rp10,16 triliun. Bunga konstruksi Rp504,2 miliar. Penjualan precast Rp381 miliar. Pendapatan jalan tol Rp775 miliar. Pendapatan property Rp239,5 miliar. Penjualan infrastruktur lainnya Rp94,3 miliar. Pendapatan hotel Rp60,9 miliar. Sewa gedung dan peralatan Rp8,9 miliar.
Berbeda dengan kinerja 2016 yang masih mencatatkan torehan positif. Pada saat itu pendapatan usaha dari jasa konstruksi sebesar Rp22,37 triliun. Penjualan precast Rp1,14 triliun. Pendapatan jalan tol Rp218 miliar. Pendapatan property Rp34 miliar. Penjualan infrastruktur lainnya Rp2 miliar. Pendapatan hotel Rp11 miliar. Sewa gedung dan peralatan Rp1 miliar. Sedangkan bunga konstruksi pada tahun 2016 belum ada.
Tinta merah kinerja perusahaan negara ini masih terus berlanjut. Waskita Karya mengantongi rugi bersih pada 2021 sebesar Rp1,83 triliun. Rugi perusahaan membengkak setelah berhasil mencetak laba tahun berjalan pada 2016 sebesar Rp1,81 triliun.
Kendati demikian, total aset Waskita Karya mencapai Rp103,6 miliar. Jumlah aset perusahaan meningkat dari posisi 2016 sebesar Rp61,43 miliar.
Sementara total kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan atau liabilitas mencapai Rp88,14 miliar pada akhir 2021. Posisi liabilitas meningkat dari akhir 2016 sebesar Rp44,66 miliar.
Untuk liabilitas jangka pendek tercatat Rp27,3 miliar dan liabiliitas jangka panjang Rp60,84 miliar. Sedangkan pada 2016, liabilitas jangka pendek tercatat Rp31,28 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp13,37 miliar.
Sedangkan jumlah ekuitas mencapai Rp15,46 miliar turun dari akhir 2016 sebesar Rp16,77 miliar.