
Realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Januari 2023 mengalami surplus sebesar Rp90,8 triliun atau tumbuh 207,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Per Januari 2023, surplus APBN meningkat tiga kali lipat dibandingkan Januari 2022 yang mencapai Rp29,6 triliun. Adapun pada Januari 2022, surplus APBN tercatat tumbuh 165 persen yoy dibandingkan Januari 2021, yang mencatatkan defisit sebesar Rp45,5 triliun.
Surplus APBN Januari 2023 mencerminkan 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka ini tentu lebih baik dari capaian Januari 2022 yang hanya berkisar 0,15 persen PDB Indonesia.
“Konsolidasi fiskal tahun lalu yang sudah impresif dan betul-betul menunjukkan suatu kinerja APBN yang positif bisa mendukung pemulihan (ekonomi), namun APBN-nya kembali sehat,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita Februari 2023, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023.
Pada Januari 2023, pendapatan negara mencapai Rp232,2 triliun atau tumbuh 48,1 persen yoy dari periode sama 2022 sebesar Rp156,7 triliun. Capaian ini setara dengan realisasi 9,4 persen dari target APBN 2023.
Pendapatan negara berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp162,2 triliun atau tumbuh hingga 48,6 persen yoy, serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp24,1 triliun namun tumbuh negatif 3,4 persen yoy. Sedangkan pendapatan yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp45,9 triliun atau tumbuh 103 persen yoy.
Sementara belanja negara mencapai Rp141,4 triliun atau tumbuh 11,2 persen yoy. Realisasi belanja negara ini mencerminkan 4,6 persen dari target APBN. Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Belanja negara paling besar berasal dari belanja pemerintah pusat Rp83,2 triliun atau tumbuh 15,2 persen yoy. Belanja pemerintah pusat meliputi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp28,7 triliun atau tumbuh 31,5 persen. Kemudian belanja non K/L sebesar Rp4,4 triliun atau tumbuh 8,1 persen yoy.
Sementara transfer ke daerah sebesar Rp58,2 triliun atau tumbuh 5,9 persen. Transfer tersebut berbentuk Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU), masing-masing sebesar Rp10,8 triliun dan Rp47,4 triliun.
Adapun untuk keseimbangan primer tercatat sebesar Rp113,9 triliun atau tumbuh 127,2 persen. Sedangkan untuk pembiayaan anggaran mencapai Rp95,9 triliun.