Platform belanja daring atau e-commerce, JD.ID secara resmi akan menutup total layanannya pada 31 Maret 2023. Pengumuman tersebut tertera dalam situs resmi perusahaan e-commerce tersebut.
“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023,” tulis pengumuman tersebut di situs resmi perusahaan, Senin, 30 Januari 2023.
Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan, perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa. Layanan purna jual dan dukungan akan tetap tersedia. JD.ID juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelanggan, penjual, mitra, dan karyawan atas dukungan yang telah diberikan dalam perjalan perusahaan selama ini.
“Kami berharap dapat kembali melayani Anda di masa depan. Terima kasih,” ujar manajemen.
Sebelumnya pada pertengahan Desember 2022, JD.ID memangkas sekitar 200 karyawan atau 30 persen dari total pegawainya. Langkah tersebut merupakan kali kedua JD.ID mengurangi jumlah karyawan di tahun 2022. Perusahaan menempuh kebijakan itu untuk menjawab tantangan ekonomi global serta perubahan bisnis digital yang sangat cepat.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara, mengatakan langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan ini. Perusahaan perlu melakukan penyesuaian struktur perusahaan dengan perubahan industri.
“Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan,” kata Setya di Jakarta, Selasa, 13 Desember 2022.
Tantangan kenaikan suku bunga acuan bank sentral di global hingga masih berlangsungnya gejolak geopolitik antara Rusia dan Ukraina memang terus membayangi bisnis startup dan e-commerce hingga penghujung tahun 2022.
“Oleh karena itu Perseroan harus tetap selalu waspada dan menyusun strategi agar dapat bertahan. Apalagi, bisnis e-commerce telah menjamur sehingga persaingan bisnis dan kampanye produk tidak dapat dihindarkan. Namun begitu, JD.ID terus fokus memperbaiki sistem bisnis dan arus kasnya agar membukukan margin positif,” ujarnya.
Langkah ini hanya berselang tujuh bulan dari PHK sebelumnya. Saat itu, Director General Management JD.ID, Jenie Simon menjelaskan keputusan tersebut dilakukan dalam rangka upaya improvisasi dan pengambilan keputusan untuk adaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri dalam negeri.
“Upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain adalah dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha,” kata Jenie dalam keterangannya saat itu.
Pada 22 Januari 2023, perusahaan juga telah menutup layanan logistiknya, JDL Express Indonesia.
JD.ID merupakan perusahaan patungan e-commerce asal China, JD.com dan Provident Capital. JD.ID hadir di Indonesia pada November 2015. Mengutip data iPrice pada akhir Desember 2022, JD.ID merupakan e-commerce dengan trafik terbesar ke-10 di Indonesia. Pada posisi tiga besar ada Tokopedia, Shopee, dan Bibli. Sedangkan situs dan aplikasi Klik Indomaret, Zalora, dan Orami juga berada di urutan atas JD.ID.