R&I Tingkatkan Outlook Rating Utang Indonesia Menjadi Positif

Koridor.co.id

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2023
Gubernur BI – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Juli 2023.

Jakarta, Koridor.co.id – Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) meningkatkan outlook Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil.

Selain itu, R&I juga mempertahankan peringkat investasi Indonesia pada BBB+ (dua level di atas tingkat terendah Investment Grade). 

R&I sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+, dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022.

Keputusan ini melihat pada kinerja ekonomi yang tetap kuat dan ketahanan ekonomi yang terjaga. Meski di tengah ketidakpastian ekonomi global, inflasi dan defisit fiskal dapat kembali dalam target lebih cepat dari perkiraan. Lalu, stabilitas keuangan yang terjaga dan tren penurunan rasio utang pemerintah.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan peningkatan outlook Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi. Kemudian keyakinan pada prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pasar keuangan yang meningkat. 

“Kepercayaan dunia internasional ini karena kredibilitas kebijakan yang tinggi. Serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia,” kata Perry menanggapi keputusan R&I, Rabu (26/7/2023). 

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik. BI akan merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“BI juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah. Ini untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar dia.

Pertumbuhan ekonomi tetap solid

R&I menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap solid pada 2023, meski sedikit tertahan pada paruh kedua. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan PDB akan berada pada kisaran 5,0-5,3 persen pada 2023. 

Kebijakan struktural yang pemerintah tempuh terkait perbaikan lingkungan bisnis, pembangunan infrastruktur, dan penguatan sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam pencapaian target pertumbuhan jangka menengah. 

R&I memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5 persen pada 2024 dan beberapa tahun selanjutnya. Stabilitas harga akan tetap terjaga berkat disiplin kebijakan moneter dan penguatan sinergi dengan pemerintah, antara lain melalui tim pengendalian inflasi nasional dan daerah. 

Dari sisi eksternal, surplus transaksi berjalan pada 2021 dan 2022 mencerminkan perbaikan terms of trade sejalan dengan kenaikan harga komoditas. 

R&I memproyeksikan transaksi berjalan akan kembali defisit pada beberapa tahun ke depan, namun dalam kisaran yang terkendali. Dengan begitu, tetap mendukung ketahanan eksternal Indonesia.

Dari sisi fiskal, ada komitmen pemerintah mengendalikan defisit fiskal. Tecermin pada tercapainya target defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB satu tahun lebih awal. 

R&I meyakini pada 2023 penerimaan pemerintah akan tetap kuat. Antara lain kebijakan reformasi pajak dan pengeluaran pemerintah yang tetap terkendali sesuai target.

Pemerintah memperkirakan defisit fiskal pada 2023 akan mencapai 2,3 persen dari PDB. Angka ini lebih rendah dari target awal sebesar 2,8 persen dari PDB, sehingga berdampak pada rasio utang pemerintah terhadap PDB yang menurun.

Artikel Terkait

Terkini