Jakarta, Koridor.co.id – PT Pertamina (Persero) mengembangkan inovasi bahan bakar ramah lingkungan. Salah satunya ialah Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk pesawat komersial.
Pertamina pun sukses melakukan uji statis SAF pada mesin jet CFM56-7B. Pengujian pada mesin pesawat komersial di fasilitas Test Cell milik Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia.
Uji coba ini adalah rangkaian pertama untuk memastikan kelayakan penggunaan produk SAF untuk pesawat komersial. Saat ini, perusahaan tengah mendorong penggunaan produk SAF pada pesawat komersial. Sebelumnya, pada 2021 produk SAF berhasil menerbangkan pesawat militer berjenis CN 250.
Berikutnya produk SAF akan memasuki tahap pengujian Uji Ground Round dan Flight Test.
Rangkaian uji produk SAF ini melibatkan beberapa pihak. Di antaranya Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina Patra Niaga (PPN). Juga Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan. Uji tersebut juga melibatkan ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN, Garuda Indonesia, dan GMF.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya memproduksi SAF melalui metode co-processing yang memproduksi green-fuel. Proses pengolahan bahan baku minyak nabati dan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur. Saat ini, produksi SAF berlangsung di KPI Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah.
“Sebagai perusahaan energi, Pertamina berusaha untuk terus menjawab tantangan global untuk memproduksi green fuel. Yaitu dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi di Indonesia,” kata Fadjar dalam keterangannya, Minggu (30/7/2023).
Pengembangan SAF Upaya Transisi Energi
Lebih lanjut Fadjar menjelaskan bahwa pengembangan SAF sebagai salah satu upaya menjalankan program transisi energi. Sekaligus, untuk mencapai target NZE 2060. Seluruh lini bisnis Pertamina Group bersama-sama mengembangkan inovasi green fuel.
“Pengembangan produk SAF ini bersama lintas fungsi dan Subholding Pertamina, serta diproduksi oleh Kilang Pertamina. Kami yakin melalui sinergi yang sudah terjalin ini akan terus melangkah ke depan dalam mengembangkan SAF. Ini sebagai tonggak utama dan pengembangan biofuel atau green energy di Indonesia,” ujar Fadjar.(Yuni Rahmi)