Sejumlah inisiatif terus dilakukan untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan meningkatkan proporsi perempuan dalam angkatan kerja. Upaya ini diyakini dapat membantu memperkecil kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat. Mengingat sekitar 54 persen pekerja Indonesia adalah perempuan.
“Ini penting bagi sektor industri, perusahaan, dan pemerintah Indonesia untuk mulai menerapkan strategi progresif dalam pemberdayaan perempuan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu, 18 Februari 2023.
Pemberdayaan perempuan sejalan dengan tekad Indonesia untuk mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030, termasuk SDG Nomor 5 yang menyerukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam angkatan kerja yang merupakan salah satu strategi penting untuk mencapai tujuan SDG tersebut.
Menurut Agus, pihaknya mengidentifikasi beberapa tantangan dalam upaya meningkatkan jumlah perempuan dalam angkatan kerja. Pertama, kurangnya pilihan tempat penitipan anak yang ada di sekitar tempat kerja dan permukiman. Sebagian besar dari pilihan ini memiliki biaya tinggi yang tidak terjangkau oleh keluarga kelas menengah ke bawah.
“Hal tersebut menyebabkan perempuan mengambil keputusan untuk meninggalkan dunia kerja, terutama bagi mereka yang memiliki anak kecil,” ungkap politikus Partai Golkar tersebut.
Tantangan kedua, sulit bagi perempuan Indonesia untuk memprioritaskan pekerjaan mereka dan memberikan segalanya di tempat kerja karena. Sebab mayoritas perempuan di Indonesia yang bekerja, juga diharapkan untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.
“Yang ketiga, kurangnya kebijakan inklusif yang dapat mendorong lebih banyak pekerja perempuan untuk berpartisipasi dalam ekosistem tenaga kerja,” ujarnya.
Pihaknya telah bekerja sama dalam berbagai proyek dengan sektor swasta dan pihak pemerintah lainnya untuk meningkatkan kesempatan pendidikan bagi kaum perempuan, khususnya di bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan (TVET) serta bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
“Kami juga telah menyelenggarakan Women Innovation Camp dengan penekanan pada pemahaman Internet of Things (IoT). Di tahun 2021, program tersebut terdiri dari tiga kegiatan, antara lain webinar tentang perempuan dan teknologi, lokakarya tentang perempuan dan kepemimpinan melalui olahraga, serta sesi pelatihan tentang IoT,” jelasnya.
Agus optimistis, upaya-upaya tersebut dapat mewujudkan pendidikan dan keterampilan yang lebih baik dan lebih maju untuk perempuan Indonesia sehingga dapat memenuhi permintaan bisnis dan industri.
Merujuk McKinsey Global Institute Report (2015), partisipasi perempuan dalam angkatan kerja melalui penerapan sistem kesetaraan gender akan menjadi salah satu faktor penentu yang akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$135 juta pada 2025.