Menteri Bahlil Lahadalia tegaskan investasi harus untungkan Indonesia. Jangan sampai kita didikte investor. Karena itu, tak masalah Softbank Jepang angkat kaki dari IKN

Koridor.co.id

Softbank Group asal Jepang mengurungkan niatnya berinvestasi pada proyek Ibu Kota Baru (IKN) Kalimantan Timur. Terkait hal ini, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia membeberkan alasan mundurnya Softbank Group dari proyek IKN dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis, 15 Desember 2022.

Menteri Bahlil mengatakan bahwa founder sekaligus CEO Softbank Group, Masayoshi Son pernah beberapa kali bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia pun beberapa kali pernah ikut serta untuk melakukan pendekatan dengan miliader asal negeri sakura tersebut. Namun proposal yang ditawarkan tidak menguntungkan bagi Indonesia.

“Proposal yang ditawarkan, menurut kami untung bagi dia tapi nggak untung untuk negara. Dan kami nggak mau didikte,” kata Bahlil.

Bahlil memberi contoh terkait tawaran internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian modal dalam suatu usaha yang dinilai tidak proporsional.

“Contohnya dia mau bangun, IRR dia tentukan sendiri, nanti pemerintah tinggal sewa ke dia. Nggak fair dong, nggak cincai. Jadi kita mencari model investasi yang fair. Artinya investor hidup tapi negara juga jangan dibuat berat. Jadi win-win,” tegas Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa investor tidak boleh mengatur negara. Begitupula sebaliknya, pemerintah tidak boleh semena-mena terhadap pengusaha karena keduanya saling membutuhkan.

“Jadi tidak boleh pengusaha mengatur negara tapi negara yang harus mengatur pengusaha. Tapi negara juga tidak boleh semena-mena terhadap pengusaha karena kita saling membutuhkan,” ujar dia.

Meski proyek IKN ditinggal oleh Softbank Group, namun Bahlil meyakinkan bahwa proyek IKN masih diminati oleh investor. Bahkan hingga saat ini saja ada sejumlah investor global yang ingin menanamkan modalnya di Ibu Kota baru.

“IKN ini investornya sudah ada. Dari Uni Emirates Arab, China, dari beberapa negara Eropa, Taiwan, dan Korea Selatan,” jelas dia.

Terkait target investasi, Bahlil berkeyakinan bahwa target realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun pada 2022 akan tercapai. Sebab hingga kuartal III-2022, realisasi investasi telah mencapai Rp892,4 triliun atau 74,4 persen dari target.

“Kalau komitmen kami, sisa sekitar Rp300 triliun lebih sedikit itu akan bisa terselesikn. Tim saya kerja terus, sampai dengan sekarang sudah mencapai di atas Rp1.000 triliun tapi angka pastinya saya tidak bisa umumkan. Nanti kita umumkan di Januari. InsyaAllah tercapai Rp1.200 triliun,” kata Bahlil Lahadalia.

Artikel Terkait

Terkini