Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengatakan nilai investasi untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali (KKB) mencapai Rp104 triliun dalam kurun maktu 30 tahun ke depan. KEK yang berlokasi di Pulau Serangan, Denpasar, Bali, ditaksir mampu menyerap sebanyak 99 ribu tenaga kerja sampai 2052.
“Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali yang sudah diputuskan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus dan PPnya sedang berproses. Total nilai investasi mencapai Rp104 triliun dalam 30 tahun ke depan. Jumlah tenaga kerjanya 99 ribu sampai 2052,” kata Airlangga saat meninjau KEK Kura-Kura Bali, Sabtu (4/2/2023).
Airlangga berharap dalam lima tahun pertama nilai investasi yang bisa dihimpun sebesar Rp12 triliun dan menciptakan lapangan kerja sekitar 5.000 orang. KEK Kura-Kura Bali ini diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur, Bali.
KEK Kura-Kura Bali memang dibuat secara khusus untuk sektor pariwisata, tetapi di sana juga dibangun universitas internasional serta tempat riset. KEK Kura-Kura Bali juga diharapkan mampu menghasilkan devisa secara kumulatif sebesar Rp477 triliun di tahun 2052, dengan target sebesar Rp4,6 triliun dalam lima tahun pertama.
“Kawasan pariwisata ini kita berharap angka Rp104 triliun angka yang besar tapi tentu multiflyer effect-nya bisa sekitar 1,8 kali,” ujarnya.
Presiden Direktur PT Bali Turtle Island Development (BTID), Tuti Hadiputranto, mengungkapkan KEK Kura-Kura Bali seluas 500 hektare ini akan dibangun beragam hal tidak hanya hotel tapi juga sekolah internasional, wellness, rumah sakit, dan pelabuhan bertaraf internasional.
“Jadi kalau sekarang kita lihat kapal-kapal asing pesiar itu semua mampirnya di Singapura atau Thailand, dan Darwin, nah kita coba sekarang untuk mampir di Bali,” ungkap Tuti.
Tuti juga bilang bahwa dengan nilai investasi sebesar Rp104 triliun selama 30 tahun bukan hanya dari perusahaannya melainkan juga berasal dari perusahaan asing.
“Investasi Rp104 triliun selama 30 tahun tapi bukan dari perusahaan sendiri. Tetapi dari semua investor yang kita undang untuk masuk,” ujarnya.
Sementara itu KEK Sanur yang ditetapkan pada bulan Juli 2022, merupakan KEK Kesehatan pertama di Indonesia yang mengembangkan fasilitas kesehatan dan pariwisata berkelas internasional.
Ditargetkan mampu merealisasikan investasi sebesar Rp10,2 triliun, KEK Sanur juga diharapkan mampu menyerap 43.647 orang tenaga kerja. Selain itu, juga diharapkan terwujud penghematan devisa sebesar Rp86 triliun dari WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri dan penambahan devisa sebesar Rp19,6 triliun secara kumulatif pada tahun 2022 hingga 2045.
“KEK Sanur ini untuk pertama kali kita mempunyai base practise untuk kesehatan. Dan di situ diharapkan juga penelitian-penelitian kerja sama bisa dikembangkan sehingga Indonesia bisa memperoleh intelectual poverty right di berbagai sektor yang berkaitan dengan kesehatan,” jelas dia.
Melalui KEK Sanur akan mengubah peta industri kesehatan di Indonesia. Nantinya, Sanur akan dikenal sebagai kawasan yang menawarkan medical healing bagi masyarakat maupun wisatawan.
“Sekarang ini, industri kesehatan yang super spesialis belum banyak tersedia. Khusus seperti di sini (KEK Sanur) clinical yang super spesialis dengan konsultan dari Mayo Clinic,” ujar Airlangga.
Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan dalam proses pembangunan KEK Sanur. Termasuk terkait perpajakan, kemudahan perizinan, dan kecepatan proyek. Untuk investasi pembangunan KEK ini berasal dari campuran antara BUMN sebagai pengembang kawasan infrastruktur yang merupakan investasi awal kemudian lainnya dari mitra luar negeri.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Christine Hutabarat, menjelaskan KEK Sanur akan fokus pada industri kesehatan. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2023. Melalui KEK kesehatan pertama di Indonesia ini akan mengembangkan fasilitas kesehatan dan pariwisata berkelas internasional akan mulai beroperasi pada Januari 2024.
“Untuk pembangunan hotel dan convention center akan selesai Agustus 2023. Lalu untuk rumah sakitnya di November-Desember 2023 dan beroperasi penuh di Januari 2024 termasuk hotelnya juga. Nama hotelnya (Grand Inna Bali Beach) berubah jadi Meru karena hotel bintang lima BUMN itu namanya Meru,” jelas dia.
Airlangga menambahkan, bahwa kedua KEK tersebut bisa menunjang sektor kesehatan dan mengenjot industri pariwisata. Apalagi belajar dari pengalaman ketika menghadapi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Bali selama tiga tahun tercatat negatif dan terendah di Indonesia.
“Tentu saya berharap adanya dua KEK ini, ekonomi Bali lebih berkelanjutan (sustain). Pemda Bali sedang membuat juga Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait dengan pembangunan Bali agar pengalaman selama delta kemarin itu tidak terulang,” jelas dia.