
Jakarta, Koridor.co.id – Tren pelemahan ekspor terus berlanjut bahkan terjadi penurunan cukup dalam setahun terakhir. Nilai ekspor secara year on year (yoy) itu tercatat turun 21,18 persen mencapai USD20,6 miliar. Angka ini lebih rendah dari periode yang sama 2022 sebesar USD26,14 miliar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan nonmigas baik secara tahunan maupun bulanan. Ekspor migas tahunan tercatat USD1,26 miliar pada Juni 2023. Angka ekspor ini turun 18,74 persen dari periode sama tahun lalu sebesar USD1,55 miliar.
Sedangkan ekspor nonmigas turun paling dalam sebesar 21,33 persen menjadi USD19,34 miliar dari periode sama tahun sebelumnya USD24,58 miliar. Penurunan ekspor terjadi seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor unggulan.
Penurunan ekspor komoditas unggulan
Pada Juni 2023, komoditas unggulan yang turun secara tahunan adalah minyak kelapa sawit, batu bara, serta besi dan baja. Ekspor minyak kelapa sawit turun 15,55 persen secara tahunan mencapai USD2,31 miliar dari periode sama 2022 sebesar USD2,74 miliar.
Batu bara anjlok 41,96 persen menjadi USD2,67 miliar dari periode sama 2022 sebesar USD4,6 miliar. Besi dan baja turun 2,7 persen menjadi USD2,18 miliar dari periode sama 2022 sebesar USD2,24 miliar.
Secara tahunan dan bulanan nilai ekspor terjadi penurunan pada semua sektor nonmigas. Hal ini sejalan dengan penurunan harga komoditas tambang, nilai ekspor sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan paling dalam. Secara bulanan ekspor pertambangan turun 15,30 persen dan tahunan 37,49 persen.
Nilai ekspor bulanan atau month to month (mtm), pada Juni 2023 tercatat turun 5,08 persen dari Mei 2023. Nilai ekspor tercatat turun dari USD21,7 miliar menjadi USD20,6 miliar.Â
Penurunan ekspor bulanan karena menurunnya ekspor nonmigas sebesar 5,17 persen. Dari USD20,39 miliar menjadi USD19,34 miliar. Sedangkan ekspor migas turun 3,64 persen, yaitu dari USD1,3 miliar menjadi USD1,26 miliar.
Penurunan ekspor migas karena menurunnya ekspor gas 10,35 persen menjadi USD654,4 juta. Sementara ekspor minyak mentah naik 10,34 persen menjadi USD182,6 juta dan ekspor hasil minyak naik 2,61 persen menjadi USD424,0 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama periode Januari sampai Juni 2023 mencapai USD128,65 miliar. Ekspor turun 8,86 persen dari periode sama 2022 sebesar USD141,16 miliar. Sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai USD120,81 miliar atau turun 9,32 persen dari sebelumnya USD133,22 miliar.(Yuni Rahmi)