Di tengah pasang surut ekonomi global, perekonomian RI makin solid dan menguat. DPR sebut ini torehan yang patut dibanggakan

Koridor.co.id

Economic Growth
Economic Growth

Kinerja pemulihan ekonomi saat ini makin solid dan terus menguat. Hal itu sebagaimana ditunjukkan dari laporan yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 berhasil mencapai 5,31 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Torehan pertumbuhan ini sekaligus menjadi yang tertinggi sejak tahun 2014.

“Saat ekonomi global masih pasang surut, ekonomi kita justru konsisten tumbuh di atas 5 persen sepanjang kuartal di tahun 2022. Ini jadi capaian tertinggi pasca krisis akibat pandemi, bahkan selama periode pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koridor, Minggu (12/2/2023).

Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berturut-turut dari kuartal I sampai IV pada tahun 2022 mencapai 5,02 persen (yoy), 5,46 persen (yoy), 5,73 persen (yoy), dan 5,01 persen (yoy). Sedangkan, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif per tahun sejak tahun 2020 hingga 2022 yaitu -2,07 persen (yoy), 3,70 persen (yoy), dan 5,31 persen (yoy).

“Tahun 2019, Produk Domestik Bruto (PDB) kita tumbuh 5,02 persen. Sekarang, ekonomi kita tumbuh 5,31 persen. Artinya, kita sudah kembali pada level sebelum pandemi Covid-19. Ini patut dibanggakan. Berkat dukungan seluruh masyarakat atas kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan penanganan pandemi berhasil membawa kita keluar dari situasi krisis dengan sangat impresif,” ujar Politisi Partai Golkar itu.

BPS menyebut mayoritas komponen pengeluaran pada kuartal IV-2022 tumbuh positif. Ekspor mampu tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen (yoy) karena didorong windfall komoditas unggulan. Sementara itu, impor tumbuh 6,25 persen (yoy) yang didorong kenaikan impor bahan barang modal dan bahan baku.

Menurutnya, konsumsi rumah tangga masih jadi tumpuan ekonomi dengan kontribusi 51,65 persen dan mampu tumbuh sebesar 4,48 persen. Artinya, konsumsi masih terjaga seiring program perlindungan sosial yang diramu KPC-PEN, seperti Kartu Prakerja, BLT BBM, Bantuan Subsidi Upah, subsidi energi, subsidi KUR, hingga dukungan APBD.

“Ke depan, kita perlu jaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi serta terus optimalisasi program perlindungan sosial,” ujarnya.

BPS mencatat seluruh lapangan usaha juga tercatat positif pada kuartal IV-2022. Sektor unggulan seperti industri, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi melanjutkan tren positif dan tumbuh mengesankan. Peningkatan mobilitas masyarakat juga berdampak pada pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makan minum.

Puteri mengapresiasi kerja Komite Penanganan Covid‑19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dalam mengendalikan pandemi. Pasca dicabutnya kebijakan PPKM pada akhir 2022, Puteri optimistis adanya peningkatan pergerakan penduduk yang berdampak pada perputaran ekonomi.

“KPC-PEN juga berhasil kendalikan pandemi. Sehingga, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut akhir tahun lalu, hal ini pastinya dapat semakin mendorong pergerakan mobilitas penduduk. Sehingga nantinya berdampak pada perputaran ekonomi daerah dan nasional,” kata Legislator Dapil Jawa Barat VII itu.

Anggota Badan Kerja sama Antar Parlemen DPR RI ini menyatakan capaian-capaian tersebut dapat menjadi modal untuk tetap optimis dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen (yoy) di tahun 2023. Banyak pihak yang memprediksi perekonomian dunia pada tahun 2023 dibayangi risiko resesi global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan tetap kuat. meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global. Laju pemulihan yang sangat kuat di tahun 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional untuk menghadapi tantangan jangka pendek sekaligus untuk melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang.

Apalagi, indikator perekonomian terkini juga terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk indeks PMI manufaktur Indonesia yang pada bulan Januari 2023 meningkat cukup signifikan. 

Namun demikian, pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.

Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4 persen dan 2,9 persen, atau lebih tinggi 0,2 p.p. dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022. Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023.

Keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional. APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimis kepada potensi perekonomian ke depan.

Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk dalam pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.

“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat ‘The Bright Spot’ di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimis, namun juga waspada,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terkini