Dedolarisasi menggema tapi pelaku usaha masih enggan tinggalkan dolar AS, mengapa?

Koridor.co.id

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang sudah mulai meninggalkan dolar Amerika Serikat (AS) atau dedolarisasi. Transaksi dengan negara mitra dagang dan investasi menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT), merupakan salah satu upaya Indonesia dalam melakukan dedolarisasi.

“Indonesia kan sudah mulai menggagas diversifikasi penggunaan mata uang, yaitu dalam bentuk LCT, itu adalah yang BI sebut sebagai diversifikasi,” kata Perry Warjiyo beberapa waktu lalu.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Universitas Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan Indonesia melalui Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan telah lama mempertimbangkan untuk melakukan dedolarisasi: mengganti penggunaan dolar AS, sebagai pengganti mata uang rupiah dalam transaksi komersial antara perusahaan domestik dan mata uang antarnegara lokal dalam perdagangan bilateral Internasional. 

Kampanye dedolariasi, menurut Achmad Nur Hidayat, ditempuh pemerintah Indonesia untuk menjaga keseimbangan di tengah melemahnya peran keuangan AS di pasar global. 

“Tujuan dari dedolarisasi adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dolar dan memperkuat penggunaan rupiah di pasar domestik dan pasar bilateral perdagangan internasional,” ujarnya melalui keterangan resminya di Jakarta, dikutip Minggu, 7 Mei 2023.

Meskipun demikian, dedolarisasi bagi Indonesia adalah tujuan jangka panjang bukan jangka pendek. Buktinya hingga saat ini 2023, dedolarisasi belum sepenuhnya dilakukan.

“Upaya-upaya pemerintah untuk mendorong dedolarisasi belum berhasil sepenuhnya, karena masih banyak perusahaan yang lebih memilih menggunakan dolar untuk transaksi mereka,” kata Achmad Nur Hidayat yang juga sebagai CEO Narasi Institute. 

Beberapa faktor yang menjadi hambatan dedolarisasi di Indonesia antara lain kurangnya keyakinan dari pelaku usaha dalam kemampuan rupiah sebagai alat pembayaran, serta kurangnya likuiditas dari pasar keuangan domestik.

“Pemerintah Indonesia tetap memperjuangkan dedolarisasi sebagai tujuan jangka panjang, meskipun dengan pendekatan bertahap dan tidak terburu-buru. Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kepercayaan pelaku bisnis terhadap penggunaan rupiah, melalui peningkatan stabilitas ekonomi dan kelembagaan pasar keuangan domestik yang lebih kuat,” ujar Achmad Nur Hidayat.

Artikel Terkait

Terkini