Bersih-bersih BUMN, tidak ada toleransi bagi yang merugikan keuangan negara. Erick Thohir juga terus berkoordinasi dengan Kejagung dan KPK telisik dana pensiun bermasalah

Koridor.co.id

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir tidak memberikan toleransi bagi tindakan merugikan keuangan perusahaan negara itu. Ia pun terus mendorong kasus-kasus hukum di BUMN agar ditindak tegas.

“Untuk masalah bersih-bersih BUMN, saya tidak segan-segan mendorong yang namanya kasus-kasus hukum di BUMN. Kasus Jiwasraya dari 2006 itu tidak pernah dilakukan, ketegasan, tetapi Alhamdulillah saya melaporkan kepada Pak Presiden Joko Widodo dan beliau sangat mendukung,” ujar Erick dalam acara rilis hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini pada Minggu, 22 Januari 2023.

Sejak awal, Erick Thohir berkomitmen memperbaiki kondisi BUMN agar lebih transparan dan profesional. Ia intensif berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut kasus dugaan korupsi di tubuh perusahaan pelat merah. Erick menilai pengungkapan Jiwasraya hanya permulaan lantaran banyak juga dana pensiun di BUMN yang bermasalah.

“Kemarin saya warning, setelah Jiwasraya, Asabri, sekarang kita mendorong investasi audit untuk dana-dana pensiun BUMN yang kemarin saya melihat bukunya ini 35 persen sehat dan 65 persen sakit. Kita harus antisipasi karena ini bisa angkanya cukup besar,” ucapnya.

Erick juga menyebut kasus yang terjadi di Garuda Indonesia hingga Waskita Beton yang berdampak negatif bagi keuangan perusahaan. Permasalahan tersebut memang terjadi cukup lama, namun Erick tetap berkomitmen untuk menyelesaikannya agar tidak merugikan negara dan masyarakat. 

“Waskita beton ini juga terima kasih teman-teman penegak hukum bisa menginformasikan, karena memang secara data waktu itu kita sudah melihat sepertinya ada penipuan, artinya secara publik waktu itu mengeluarkan rights issue, surat utang atau apalah, saya lupa detailnya, tetapi ternyata penggunaannya tidak benar,” lanjut dia.

Erick mengatakan aksi bersih-bersih juga dilakukan dengan merampingkan jumlah BUMN dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN. Perampingan ini terbukti memberikan hasil lebih baik dengan meningkatnya kinerja BUMN. 

“Laba BUMN ketika saya masuk Rp13 triliun sekarang menjadi Rp125 triliun dan InsyaAllah untuk tahun ini angkanya bisa di atas Rp200 triliun, artinya dari 13 ke 125 hampir 860 persen lebih, nanti masih naik lagi,” ungkapnya. 

Sebanyak 70 persen BUMN mengalami kerugian. Proyeksinya 32 BUMN dari 41 BUMN saat ini dalam kondisi sehat. Perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.

“Inilah hal-hal yang saya rasa kenapa menerapkan pemilihan orang-orang yang baik di posisi dirut BUMN itu menjadi penting dan memang jangan sampai diintervensi politik, ini yang kita harus jaga,” ujarnya. 

Program bersih-bersih ini tentu tidak selesai dalam waktu singkat lantaran sudah terjadi sejak zaman dahulu. Namun, Erick meyakini pemilihan pemimpin berdasarkan leadership yang baik dan sistem yang dibangun ini bisa mengurangi korupsi.

“Tidak mungkin yang namanya perubahan itu berdasarkan hanya leadership, tanpa ada sistem yang dibangun, maupun sebaliknya,” kata Erick Thohir.

Artikel Terkait

Terkini