Menikmati masa pensiun dengan dana memadai tentu sangat menyenangkan. Kemandirian finansial di masa pensiun memang perlu menjadi pemikiran ketika masih produktif bekerja. Persiapan matang diperlukan di tengah gejolak ekonomi yang akan berimbas pada simpanan para pensiunan.
Lantas bagaimana orang Amerika Serikat (AS) menghabiskan masa pensiunnya ketika memiliki uang US$2 juta atau sekitar Rp31,4 miliar (US$1 setara Rp15.700).
Bagi banyak orang Amerika, menghabiskan masa pensiun merupakan dorongan untuk menabung lebih banyak atau peringatan bahwa mereka belum cukup menabung. Namun, kebanyakan orang hanya mendapatkan sedikit saran tentang apa yang harus dilakukan dengan semua tabungannya, begitu mereka mencapai babak baru kehidupan pensiun.
Tentu tak mudah membayangkan kehidupan msaat pensiun. Selain itu, begitu sulit menghapus kecemasan terkait dengan biaya yang dihabiskan setiap tahun.
“Orang-orang belum benar-benar memikirkan seperti apa bentuk dan rasanya pensiun,” kata Robert Laura, penasihat pensiun di Brighton, Mich. “Dengan cepat mereka menyadari bahwa mereka memiliki banyak waktu untuk mengisinya. Anda membutuhkan lebih dari sekadar rencana keuangan,” katanya.
Kenyamanan dan kecemasan telah diuji pada tahun sebelumnya bahkan bagi mereka yang memiliki tabungan sangat memadai. Namun meningkatnya inflasi mendorong orang membuat penyimpanan lebih banyak dari yang dianggarkan atau diharapkan. Sementara itu, penurunan pasar saham memotong tabungan banyak pensiunan.
Robert pun berbicara secara mendalam dengan empat pensiunan yang menabung cukup banyak untuk membangun masa akhir yang nyaman. Kekayaan bersihnya di rentang US$2-4 juta.
Mereka tinggal di berbagai negara bagian Amerika dan berada pada fase kehidupan berbeda. Satu di antaranya memasuki masa pensiun pada usia 61 tahun, sementara yang lain sekitar 80 tahun.
Mereka berbagi wawasan tentang beberapa tantangan yang dihadapi para pensiunan bahkan bagi mereka yang memiliki tabungan besar saat ini. Mereka juga berbagi nasihat tentang pentingnya memiliki tujuan hidup di tahun-tahun pasca-karier, tetap terlibat melalui pekerjaan berbayar atau sukarela, serta secara berkala mengevaluasi kembali kebutuhan dan keinginan dalam menghadapi penuaan dan perubahan lainnya.
Dana Pensiun Tergerus
John Fitzgerald, salah satu pensiunan bercerita, sebelum pensiun ia adalah letnan polisi yang menjabat selama tiga tahun setelah mengabdi 33 tahun di kepolisian. Pria ini memiliki tabungan dan investasi US$2 juta. Ia menghabiskan pengeluaran tahunan US$144 ribu. Rencananya, ia akan mendapatkan kompensasi yang ditangguhkan sekitar US$1,7 juta.
Namun, belakangan ini pasar saham tengah mengalami pelemahan sekitar US$1,3 juta. Pria berusia 61 tahun yang merupakan suami dan ayah dari tiga anak ini khawatir. Sebab, ia mengandalkan uang itu untuk membantu mendanai hidupnya.
“Saya melihat uang hasil jerih payah saya hilang setiap hari,” katanya.
Fitzgerald menganggap dirinya beruntung karena ia juga memiliki uang pensiun bulanan sekitar US$6.900 setelah pajak dan asuransi. Selain itu ia juga memiliki sekitar US$350 ribu yang disimpan pada rekening lain termasuk rekening bank dan dana tabungan perguruan tinggi.
Fitzgerald juga mempertimbangkan hadiah pensiun dari kepolisian dan penghargaan dari pekerjaan sukarela sebagai pelatih dan komisaris untuk bisbol pemuda.
Sejauh ini, dia dan istrinya, Jill Fitzgerald, 58 tahun, belum melakukan perubahan pada portofolionya. Jill sendiri bekerja sebagai penulis dan editor. Ia memiliki tabungan sekitar US$400 ribu untuk masa pensiun.
Pasangan ini merasakan efek inflasi. Mereka membantu membayar uang kuliah untuk putra bungsu mereka. Biaya pendidikan itu diperkirakan naik sekitar 5 persen, menjadi sekitar US$35 ribu pada musim gugur ini.
Fitzgerald memperkirakan pengeluaran bulanan mereka secara total sekitar US$12 ribu. Dana ini termasuk untuk pembayaran hipotek rumah mereka di Maryland dan rumah pantai Delaware. Pasangan ini memiliki utang sekitar US$400 riu, termasuk hipotek dan pinjaman mobil.
Mereka juga telah memotong pengeluaran untuk biaya makanan. Maklum, pengeluarannya melonjak menjadi sekitar US$600 per bulan dari sekitar US$300 per bulan.
“Kami telah menghilangkan makanan favorit seperti salad dalam kantong karena harganya sekitar US$4,59 per kantong tidak sebanding dengan kenaikan harga US$2 baru-baru ini,” kata Fitzgerald.
Ke depan, Fitzgerald ingin menjual rumahnya di Maryland dan pindah ke Florida untuk menghemat pajak.
Pertimbangan Menggeser Portofolio Investasi
Selanjutnya ada James Compton yang berusia 84 tahun. Compton memiliki tabungan dan investasi US$1,5 juta dengan pengeluaran tahunan US$100 ribu. Compton meninggalkan pekerjaannya sebagai Presiden sekaligus Chief Executive Officer Chicago Urban League lebih dari 15 tahun yang lalu. Ia menyibukkan diri dengan menjadi dewan pada perusahaan dan lembaga nirlaba.
Dia masih bekerja penuh waktu ketika bergabung sebagai salah satu dewan pada Ariel Investments, Commonwealth Edison Co. dan Field Museum of Natural History. Berkat beberapa kursi dewan dan lainnya, ia memperoleh sekitar US$150 ribu per tahun, yang membantu menggantikan sebagian besar gaji kerja penuh waktu.
Selama dekade terakhir, dia mengatakan dia telah menua. Compton pun prihatin dengan beban hipotek yang masih harus ia bayar untuk townhome Chicago dengan tiga kamar tidur sekitar US$200,000.
Meski langkahnya dalam mengikuti kegiatan sosialnya lebih lambat akhir-akhir ini, tetapi dia tetap aktif. Compton biasanya menghabiskan sekitar US$125 seminggu untuk makan siang di luar dengan orang-orang yang mencari nasihat karier.
Belakangan, salah satu tempat makan siang favoritnya tutup akibat kenaikan harga. Dia pun membatasi aktivitasnya, dari biasanya keluar rumah lima kali dalam seminggu menjadi dua kali dan menghabiskan sekitar US$60.
Dana pensiun Compton ada di sejumlah portofolio: sekitar US$1,5 juta atau 70 persen di antaranya diinvestasikan pada reksa dana saham. Dia prihatin atas volatilitas pasar dan iklim ketidakpastian secara umum saat ini.
“Saya mungkin harus mengambil risiko lebih sedikit, tetapi saya masih tidur nyenyak di malam hari,” katanya.
Kenaikan suku bunga membuat kekhawatiran sebab ia masih membayar hipotek US$200 ribu untuk townhome Chicago tiga kamar tidurnya. Dia tidak yakin berapa suku bunga pinjaman ketika diatur ulang tahun depan sehingga dia mempertimbangkan pilihannya termasuk menjual rumahnya.
“Jangan menghabiskan masa pensiun dengan beban hipotek,” katanya.
Beda Lokasi, Beda Biaya Hidup
Berikutnya Judy Hall, 75 tahun. Ia pensiun ketika berusia 58 tahun pada 2005. Sebelumnya Hall tidak tahu bagaimana akan mengisi hari-harinya meski memiliki dana sekitar US$2 juta. Untuk mendapatkan ide, mantan eksekutif sumber daya manusia di General Re Berkshire Hathaway Inc. ini melakukan perjalanan selama tujuh minggu untuk mengunjungi teman-temannya yang sudah pensiun.
“Saya ingin tahu apa yang dilakukan para pensiunan sepanjang hari,” kata Hall yang menggambarkan dirinya sebagai mantan pecandu kerja atau workaholic.
Ketika dia kembali ke apartemennya di Manhattan, Hall menambah pekerjaan sukarelanya di Gereja St. Bartholomew. Dia mengorganisir sebuah konferensi yang diisi oleh karyawan yang sedang cuti. Dia juga menjadi penghubung gereja ke tempat penampungan tunawisma.
“Mereka memanggil saya relawan uber. Saya menyukainya,” kata Hall, yang menemukan tujuan baru. “Mantra saya adalah bangun di pagi hari dan membuat perbedaan dalam hidup seseorang.”
Lima tahun lalu, Hall menjual apartemen satu kamar tidurnya dan membeli sebuah kondominium senilai US$450 ribu di Naples, Florida. “Saya perlu mencari tahu apa tindakan saya selanjutnya. Saya bukan orang yang bisa duduk-duduk,” kata Hall, yang mengajar program sepulang sekolah dan menjadi dewan pengawas almamaternya, Roanoke College di Virginia.
Selama 30 tahun terakhir, Hall telah memiliki rumah pantai yang dia beri nama Camp Cocktail di Ocean City, N.J. Dia sering menjamu tamu, termasuk sekelompok teman sekolah menengah yang mencetak kaos oblong “Camp Cocktail”. Adapun salah satu andalan dalam kehidupan Hall adalah putri baptisnya yang berusia 10 tahun.
Hall mengatakan sulit untuk terbiasa hidup tanpa struktur pekerjaan dan gaji tetap. Selama 37 tahun di Gen Re, Hall menabung 6 persen setahun. Dia mengumpulkan US$ 1 juta dengan pensiun, dan menukar pensiunnya dengan lumpsum yang menambahkan US$1 juta lagi ke saldonya.
Meskipun Hall pensiun sesaat sebelum krisis keuangan 2008, pengembalian investasi jangka panjangnya cukup tinggi untuk menggantikan sebagian besar uang yang telah ditarik dari tabungannya: tersisa US$1,8 juta dari US$2 juta yang dia benamkan untuk pensiun.
Hall menghabiskan lebih banyak hari ini untuk pengeluaran, termasuk makanan dan gas. Namun biaya hidupnya menurun secara signifikan setelah pindah dari New York City ke Florida lima tahun lalu. Dia membagi waktunya antara kondominium di Florida dan rumah pantainya di New Jersey.
Hall menghabiskan lebih banyak pengeluaran untuk makanan, bensin mobil Honda Accord, dan tiket pesawat ke Roanoke. Tetapi ketika dia meninggalkan New York, pengeluarannya menurun menjadi sekitar US$110 ribu per tahun dari US$200 ribu.
Dengan dua rumah, Hall jarang bepergian. Namun dia berharap bisa mengunjungi Irlandia dan Australia tahun depan. Kalau tidak, katanya, dia lebih tertarik pada perampingan daripada pengeluaran. “Saya tidak ingin lebih banyak barang,” kata Hall.
Berikutnya, Bob Bradley, 73 tahun. Ia memiliki tabungan dan investasi US$1 juta dan pengeluaran tahunan US$92.543. Bagi Bradley, pensiun datang lebih cepat dari yang dibayangkan.
“Saya selalu menikmati pekerjaan dan akan terus bekerja,” kata Bradley mantan manajer jaminan kualitas di Pratt & Whitney, produsen mesin jet milik Raytheon Technologies Corp.
Namun pada 2015, Bradley meninggalkan perusahaan pada usia 66 tahun, karena perbedaan pendapat dengan manajernya. Dia masih bekerja sebagai konsultan. Sepanjang 2018, penduduk San Antonio ini bekerja dua hingga enam minggu dalam setahun, sering kali tinggal di hotel saat berada di lokasi dengan klien.
Selama pandemi, ia menunda bisnisnya dan menjadi sukarelawan di pusat vaksin lokal yang melayani hingga 3.000 orang per hari. Sebelum ditutup, pusat tersebut mempekerjakan Bradley dan membayarnya US$17 per jam, untuk menganalisis cara meningkatkan efisiensi.
Tahun ini, Bradley menghabiskan 10 minggu melakukan pekerjaan konsultasinya di sebuah perusahaan di Park City, Utah, dan menghasilkan sekitar US$40 ribu. Di rumah, rutinitasnya berkisar pada olahraga di gym lokal dan memasak. Dia memperbaiki mobil teman dan bekerja di sekitar rumah yang dia miliki bersama istrinya, Jolanda Bradley, 65 tahun, mengecat dan membuat perbaikan kecil.
Bradley belajar sendiri tentang pasar keuangan dan mengelola portofolionya sendiri. Dia dan istrinya, menonton pasar terbuka di televisi di rumah mereka di San Antonio.
Terlepas dari waktu pensiunnya yang tidak terduga, Bradley mengatakan transisi itu tidak sulit, karena sebagian waktunya terjun ke dalam peluncuran klub investasi lokal. Bradley juga membantu melayani dewan Austin, Texas, tahapan dari American Association of Individual Investors, yang mengajarkan anggota tentang pasar dan perencanaan keuangan. Dia mengelola uangnya sendiri.
Ketika Bradley pensiun pada 2015, uangnya ada US$990 ribu. Meskipun ada penarikan, nilainya tetap naik menjadi US$1.015 juta sebelum turun menjadi US$965,195 karena pasar yang berubah-ubah.
Bradley mengatakan dia tidak khawatir. “Saya memiliki kepercayaan diri untuk bertahan sampai titik ini. Ini adalah waktu yang buruk di pasar, tetapi harus kembali.”
Dia mengatakan istrinya, yang bekerja di industri anggur, memiliki dua rekening investasi kecil tetapi tidak pernah menabung banyak, sebagian karena karirnya terganggu oleh perubahan pekerjaannya, yang mengirim mereka ke Inggris, Indiana, dan Connecticut.
Bradley memperkirakan rumah pasangan itu bernilai sekitar US$800 ribu. Mereka berutang US$138 ribu pada hipotek. Transisi ke pensiun menurutnya tidak sulit, ia banyak membenamkan dirinya dalam klub investasi lokal. Rekening masa pensiun individunya sendiri sekitar 70 persen saham, 12 persen obligasi, 14 persen uang tunai, dan 4 persen komoditas.
Bradley mengatakan bagian tersulit dari pensiun lebih awal dari yang direncanakan adalah mencari tahu bagaimana membiayai hidup dari usia 66 sampai 70 tahun. Dia menunda mengklaim jaminan sosial sampai 70 tahun untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Sementara Bradleys telah mempertahankan gaya hidup prapensiun mereka, inflasi menjadi perhatian. Tahun ini, mereka menghabiskan US$9.200 per bulan, naik dari US$8.400 pada 2021.
Pada Juni 2022, mereka membayar US$231 untuk gas dan listrik dan US$200 untuk air, hampir dua kali lipat rata-rata bulanan di 2021. Tagihan belanjan mereka naik 10 persen. Tetapi premi medis mereka telah menurun karena Bradley beralih dari polis pribadi ke Medicare.