Ada sembilan perusahaan tercatat Indonesia masuk kategori ASEAN Asset Class PLCs

Koridor.co.id

Berdasarkan hasil penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) terkini (penilaian ACGS tahun 2021), terdapat sembilan perusahaan tercatat di Indonesia masuk kategori ASEAN Asset Class PLCs, karena dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik kalangan investor global. Bahkan terdapat 1 perusahaan tercatat di Indonesia masuk kategori ASEAN Top 20 Publicly-Listed Companies (PLCs). 

Untuk penilaian 2021, selama tahun 2021-2022, telah dilakukan penilaian terhadap 100 perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar terbesar di setiap negara ASEAN yang mengikuti inisiatif ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

Regulator di setiap negara menunjuk Domestic Ranking Body (DRB) untuk melakukan penilaian. Hasil penilaian domestik di setiap negara kemudian dilakukan peer-review oleh negara lainnya.

Di Indonesia, penilaian ini dilakukan oleh PT RSM Indonesia Konsultan sebagai Domestic Ranking Body yang ditunjuk. Sebanyak 100 perusahaan tercatat yang dinilai di Indonesia sudah mewakili 81,86 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Mei 2021 dan 13 persen dari jumlah perusahaan tercatat di Indonesia.

Angela Simatupang Corporate Governance Expert (CG Expert) yang ditunjuk oleh BEI untuk mewakili Indonesia di Forum ASEAN Corporate Governance mengatakan bahwa di tahun ini ada 1 perusahaan Indonesia yang masuk ASEAN Top 20 PLCs, yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk. Secara total, ada 9 perusahaan publik di Indonesia yang dianggap sebagai ASEAN Asset Class PLCs.

Menurut Angela, nilai rata-rata Indonesia menunjukkan kenaikan sebesar 9,3 persen. Secara umum, nilai negara Indonesia naik, namun negara lain juga melakukan berbagai inisiatif untuk memperbaiki praktik dan keterbukaan informasinya mengenai corporate governance, sehingga Indonesia harus terus memacu diri agar bisa bersaing dengan perusahaan publik lain di ASEAN. 

“Dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI terus menunjukkan dukungannya kepada perusahaan publik, namun tentunya komitmen perusahaan terbuka merupakan faktor fundamental kalau ingin melakukan loncatan dan unggul di ASEAN,” kata dia di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Angela juga menambahkan hasil penilaian ini menunjukkan bahwa tingkat praktik tata kelola yang baik dan pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sikap dari manajemen puncak perusahaan daripada ukuran perusahaan. Selain itu, ketersediaan peraturan yang lebih ketat juga berperan signifikan, hal ini terlihat dari lebih tingginya nilai rata-rata di industri perbankan, dibandingkan industri lainnya.

“Jika dilihat dari pesatnya peningkatan adopsi ACGS dibandingkan sebelumnya, terdapat 3 perusahaan tercatat yang juga mendapat apresiasi, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank BTPN Syariah Tbk dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk,” lanjutnya.

Tiga aspek perbaikan yang umum ditemui di Indonesia adalah pengungkapan baik langsung maupun tidak langsung terkait kepemilikan saham oleh senior manajemen, kemudahan ketersediaan dokumen proxi, dan adopsi kerangka pelaporan keberlanjutan (sustainability) yang diakui secara internasional.asd

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menuturkan bahwa BEI mengapresiasi para perusahaan tercatat atas segala upaya dan dedikasinya dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, sebagaimana terlihat dari hasil penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) 2021.

“Semoga hasil penilaian tersebut dapat menjadi motivasi Perusahaan Tercatat di Indonesia untuk dapat terus meningkatkan implementasi dari GCG, sehingga dapat memajukan Pasar Modal Indonesia,” jelas dia.

Dengan perkembangan di area corporate ownership, corporate bond, digitalization, dan sustainability, saat ini sedang dilakukan perubahan pada aspek penilaian dalam ACGS, yang direncanakan akan dapat selesai di pertengahan tahun ini untuk langsung digunakan dalam penilaian selanjutnya. 

Revisi ini selain mempertimbangkan perkembangan bisnis, juga akan memperhatikan perubahan yang dilakukan oleh OECD atas G20/OECD Corporate Governance Principles. Untuk mendukung pemahaman pelaku bisnis terhadap perkembangan yang ada, khususnya perusahaan terbuka, rencananya juga akan dilakukan rangkaian kegiatan sosialisasi secara berkelanjutan dengan dukungan BEI dan OJK.

Ke depan diharapkan perusahaan publik di Indonesia dapat semakin meningkatkan implementasi good corporate governance dan semakin banyak yang masuk ASEAN Asset Class.

Berikut ini perusahaan Indonesia yang masuk ASEAN Asset Class yakni:

  1. PT CIMB Niaga Tbk dengan nilai 118,46
  2. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan nilai 111,82
  3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan nilai 109,85
  4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan nilai 109,18
  5. PT Bank BTPN Syariah Tbk dengan nilai 107,21
  6. PT Bank Central Asia Tbk dengan nilai 106,64
  7. PT Unilevel Tbk dengan nilai 105,84
  8. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk dengan nilai 99,08
  9. PT Timah Tbk dengan nilai 99,03
Artikel Terkait

Terkini