Home Blog

Orasi Kebangsaan: Perjalanan, Tantangan, dan Harapan Pemberantasan Korupsi di Indonesia

0
Acara Orasi Kebangsaan: Perjalanan, Tantangan, dan Harapan Pemberantasan Korupsi di Indonesia, di Trinity Tower, Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (5/12). (Foto: Dokumentasi Institut Harkat Negeri)

 
Jakarta, Koridor.co.id –
Institut Harkat Negeri (IHN), Paramadina Public Policy Institute, dan Paramadina Graduate School menyelenggarakan Orasi Kebangsaan bertajuk “Perjalanan, Tantangan, dan Harapan Pemberantasan Korupsi di Indonesia” pada Kamis (5/12).

Berlangsung di Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Trinity Tower, Jakarta Selatan, Orasi Kebangsaan membahas isu-isu strategis terkait korupsi, dampaknya terhadap bangsa, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan transparan.

Acara ini dihadiri berbagai tokoh, sejarawan, praktisi, akademisi, serta pegiat antikorupsi di antaranya: Prof. Didik J Rachbini, Ph.D, Sudirman Said, MBA, Prof. Fra Francisia Saveria Suka Ery Seda, Ph.D, Ahmad Khoirul Umam, Ph.D, Sukidi, Ph.D, Tony Saut Situmorang, M.M, dan Kevin Evans.

Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, Ph.D., dalam pidato pembukaannya menegaskan pentingnya peran kampus dalam memimpin gerakan antikorupsi.

“Dengan dukungan penuh, kami ingin menjadikan Universitas Paramadina sebagai kampus antikorupsi yang tidak hanya mengedepankan pendidikan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keutuhan,” katanya.

Sementara itu Wijayanto Samirin, ekonom dan akademisi Universitas Paramadina, mengulas kompleksitas korelasi antara politik dan ekonomi dalam konteks demokrasi di Indonesia. Ia mengkritisi tingginya biaya demokrasi yang kerap membuka celah bagi praktik-praktik tidak transparan.

“Pilpres dan Pileg di Indonesia sering kali menjadi ajang money laundering terbesar, dengan dana besar yang tidak jelas asal-usulnya. Demokrasi yang mahal ini justru menciptakan ekonomi biaya tinggi hingga mencapai Rp140 triliun,” ujarnya.

Ia juga menyoroti dampak ekonomi dari pesta demokrasi yang sering kali bersifat jangka pendek.

“Kita senang digelontor dengan dana selama satu bulan, tetapi selama lima tahun ekonomi kita akan sulit. Selama satu bulan injak gas, selama lima tahun ada rem,” tambahnya.

Selain itu, Wijayanto menjelaskan bagaimana tingginya biaya politik membuka celah bagi investor untuk meminta timbal balik berupa kebijakan yang menguntungkan mereka.

“Sering kali di akhir-akhir ini banyak sekali hal aneh. Tiba-tiba ada PSN (proyek strategis nasional) ini, PSN itu. Tiba-tiba ada sektor tertentu yang dapat pajak 0 persen selama 20 tahun, padahal marginnya tebal,” jelasnya.

Sudirman Said saat berpidato dalam acara Orasi Kebangsaan Perjalanan, Tantangan, dan Harapan Pemberantasan Korupsi di Indonesia, di Trinity Tower, Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (5/12). (Foto: Dokumentasi IHN)

Ketua IHN, Sudirman Said, dalam orasinya menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai moral dan etika dalam upaya pemberantasan korupsi yang telah lama menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Korupsi dipandang sebagai penyakit menahun yang menempatkan Indonesia di kelas paria

Menurut pandangan Sudirman Said, pemberantasan korupsi membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat untuk membangun sistem yang bersih dan berkeadilan. Ia juga mendorong agar kearifan lokal dapat menjadi fondasi dalam menciptakan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sebagai upaya memerangi korupsi

Ia menjelaskan bahwa kesadaran ketuhanan dapat mencegah tindakan korupsi melalui nilai-nilai seperti kejujuran dan tanggung jawab.

“Kesadaran moral bukan karena takut dosa, melainkan karena Tuhan itu baik,” ujarnya.

Sudirman Said juga mengangkat nilai-nilai dari Serat Budhi Utama, sebuah karya Jawa abad ke-19, sebagai panduan moral dalam melawan korupsi. Dalam pandangannya, budaya berasal dari kata bud, yang berarti sadar, dan daya, yang merujuk pada kualitas ketuhanan.

Selain itu, ia mengkritik masyarakat yang semakin permisif terhadap kebohongan dan perilaku tidak etis. Ia berpendapat bahwa peradaban akan semakin terpuruk ketika kebenaran dianggap tabu.

Sudirman Said menekankan perlunya kas, yakni sikap militan atau spartan, dalam memerangi korupsi, yang melibatkan moral, aksi, dan sistem yang kokoh. Ia menegaskan bahwa perjuangan melawan korupsi harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh. 

“Kita harus menggali kembali kearifan lokal untuk membangun integritas dan tanggung jawab sebagai bangsa,” ungkapnya.

Mengutip pesan Panglima Besar Jenderal Sudirman di masa revolusi, ia mengingatkan untuk “jaga pekarangan masing-masing” sebagai upaya memperkuat gerakan antikorupsi. Dan ia optimistis, setiap zaman memiliki pemimpin yang mampu menjawab tantangan korupsi di lingkungannya.

Ahmad Khoirul Umam, Managing Director Paramadina Public Policy Institute, juga ikut berorasi. Senada dengan Sudirman Said, ia menyoroti pentingnya dukungan masyarakat sipil dalam mengawal reformasi.

“Isu antikorupsi membutuhkan keterlibatan sipil untuk mengawal kemajuan reformasi di berbagai sektor,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kevin Evans, Direktur Indonesia untuk Australia-Indonesia Centre, menyoroti pentingnya pemberantasan korupsi sebagai upaya menjaga kepercayaan publik terhadap institusi negara.

“Korupsi bukan hanya sekedar kerugian ekonomi, tetapi juga merusak fondasi sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi,” tegasnya.

Saut Situmorang, mantan pimpinan KPK, yang juga hadir dalam acara ini menyerukan peran aktif pemuda dalam memberantas korupsi. Ia menggunakan analogi “kandang ayam” untuk menggambarkan kondisi bangsa yang terjebak dalam korupsi sistemik.

“Bangsa ini seperti berada di kandang ayam. Tau dong kandang ayam yang kotor dan bau, tetapi kita tidak menyadarinya,” katanya.

Menurut Saut, pemuda harus berani menantang ketidakadilan dan berperan aktif dalam memastikan hukum ditegakkan secara adil.

“Pemuda memiliki tanggung jawab besar sebagai agen perubahan. Ya pastinya untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan korupsi,” tuturnya.

Orasi Kebangsaan adalah ajang refleksi dan komitmen bersama seluruh elemen bangsa untuk memperkuat gerakan antikorupsi di Indonesia. Dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat, upaya pemberantasan korupsi diharapkan dapat berjalan lebih efektif, untuk Indonesia yang jujur dan berkeadilan. (Ziki Zaelani)

Iklan

Pentingnya Narasi Pembangunan (Catatan Kecil Untuk Kabinet Baru)

0

Oleh: Adib Ahmadi

Kalisoga, Koridor.co.id Pada tanggal 21 Oktober 2024, Indonesia akan menyaksikan pelantikan kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pelantikan ini menandai babak baru dalam perjalanan pembangunan nasional, di mana kebijakan-kebijakan baru akan diterapkan untuk menjawab tantangan besar yang sudah menanti.

Kabinet yang baru dilantik ini diharapkan mampu menghadirkan arah yang jelas dalam pembangunan negara, yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis manajerial, tetapi juga melibatkan visi dan narasi menyeluruh.

Perihal narasi pembangunan penting untuk diangkat kembali, karena pembangunan sering kali dipandang sebagai serangkaian kebijakan teknis yang menitikberatkan pada aspek manajerial. Kebijakan teknis ini cenderung memprioritaskan hasil-hasil fisik, seperti gedung, jalan, atau jembatan, tanpa mempertimbangkan visi jangka panjang yang lebih luas.

Meski penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat, pembangunan yang hanya berfokus pada aspek teknis akan kehilangan makna yang lebih mendalam. Ia akan menjadi aktivitas mekanis tanpa ruh dan elan.

Pembangunan harus dipandu oleh narasi tentang arah dan tujuan yang lebih luas. Narasi ini memberi konteks dan makna bagi setiap kebijakan pembangunan. Dengan narasi yang jelas, pembangunan akan memiliki tujuan jangka panjang yang lebih komprehensif, tidak hanya berorientasi pada hasil material, tetapi juga mencakup aspek sosial, budaya, dan spiritual. Narasi tersebut mengarahkan pembangunan agar lebih berdampak positif bagi masyarakat, memperjelas siapa yang akan diuntungkan, dan bagaimana pembangunan itu akan mengubah kehidupan mereka.

Narasi yang kuat dalam pembangunan akan membuat kebijakan lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat akan merasa lebih terlibat ketika memahami arah dan tujuan pembangunan. Pembangunan yang memiliki narasi menjadi inklusif, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dan memberikan dampak yang dirasakan bersama. Tanpa narasi yang kuat, masyarakat akan merasa terpinggirkan atau hanya akan menjadi penonton dalam proses pembangunan.

Narasi ini juga memberikan makna dan nuansa pada pelaksanaan pembangunan. Yakni, menciptakan suasana yang berbeda, di mana masyarakat tidak hanya melihat hasil fisik, tetapi juga bagaimana pembangunan memengaruhi kehidupan mereka secara keseluruhan dan bagaimana setiap perkembangan pembangunan dirasakan bermakna dan ‘hidup’ bagi masyarakat.

Selain itu, narasi yang kuat memberikan energi bagi pelaksanaan pembangunan. Kebijakan yang hanya dikelola secara teknis sering kali kehilangan semangat pelaksanaannya. Dengan narasi yang jelas, semua pihak yang terlibat akan merasa memiliki tujuan yang lebih besar, meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Energi ini penting karena mendorong kolaborasi dan membuat pembangunan lebih dinamis, bukan hanya serangkaian tugas administratif.

Pada akhirnya, pembangunan sejati itu memperhitungkan kebutuhan masyarakat secara holistik, memberikan makna pada seluruh dinamika kehidupan, memberikan harapan-harapan yang cukup berarti untuk dicapai secara bersama dan melahirkan partisipasi yang mendalam sebagai bentuk rasa memiliki. Narasi pembangunan adalah upaya membungkus itu semua dalam bentuk kata-kata, pesan, slogan dengan diksi yang kuat sebelum sebuah rencana pembangunan dimulai dan selama pelaksanaan pembangunan dijalankan.

*** Penulis adalah Pegiat Padepokan Kalisoga desa Slatri, Larangan, Brebes.

Iklan

BRICS vs OECD: Indonesia Pilih yang Mana?

0

JAKARTA, Koridor.co.id BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) muncul sebagai kekuatan baru yang menantang dominasi ekonomi AS dan Eropa.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini, dalam diskusi bertajuk “BRICS vs OECD: Indonesia Pilih yang Mana?”. Diskusi ini digelar oleh Universitas Paramadina melalui Paramadina Public Policy Institute (PPPI) dan Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD).

Diskusi tersebut membahas posisi strategis Indonesia dalam dinamika ekonomi global, terutama terkait potensi pilihan bergabung dengan kelompok negara-negara BRICS atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

“Rusia dan China belum lama ini sudah menyatakan bahwa BRICS lebih besar dari OECD. Dengan pasar yang luas dan populasi dalam skala yang lebih besar dan berkembang,” ujar Didik, Rabu (30/10).

Selain itu, Ekonom Senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa meskipun BRICS membawa potensi besar untuk ekspor dan stabilitas mata uang, tantangannya adalah ketergantungan lebih besar pada China serta hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat yang bisa lebih kompleks.

Wijayanto juga menyoroti ketertarikan 34 negara untuk bergabung dengan BRICS, termasuk Arab Saudi yang menempati posisi penting sebagai negara petrodolar. Ia menjelaskan, meski hubungan ekonomi global sebagian besar masih didominasi oleh dolar AS, BRICS mampu membuka peluang ekonomi melalui stabilitas mata uang lokal dan peningkatan Foreign Direct Investment (FDI) untuk negara anggotanya.

“Market power BRICS lebih menjanjikan, meski dua negara BRICS sedang mengalami penurunan pertumbuhan penduduk. Jika dibandingkan, pada 2006 -2024 GDP BRICS tercatat lebih tinggi dibanding negara-negara G7/OECD, IMF juga memperkirakan GDP BRICS akan lebih maju ke depan” ungkapnya.

Kini Indonesia dihadapkan dengan opsi lebih tepat untuk bergabung dengan keduanya BRICS atau OECD atau bahkan keduanya? Atau pilihan terakhir yaitu tidak memutuskan bergabung ke BRICS atau OECD seperti 10 tahun terakhir, namun akan kehilangan opportunity dan terlambat, sehingga tidak punya peran optimal dalam membentuk platform dan arah organisasi tersebut.

Inklusivitas Indonesia

Managing Director PPPI sekaligus Ketua Program Studi PGSD Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menegaskan keterbukaan Indonesia dalam peta ekonomi-politik internasional. Mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Sugiono, Umam menggarisbawahi inklusivitas Indonesia dalam diplomasi ekonomi.

“Indonesia kini berada pada persimpangan penting untuk memperkuat posisinya di antara BRICS atau OECD demi mencapai kesejahteraan dan stabilitas ekonomi,” ungkap Umam.

Umam menjelaskan, jika Indonesia bergabung dengan BRICS, Indonesia akan semakin berkembang dan serupa dengan negara-negara anggota BRICS lainnya, sehingga memungkinkan bagi Indonesia berbagi di bidang ekonomi pembangunan.

“Keuntungannya, memperkuat ekonomi global, mengingat negara anggota BRICS memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian global” imbuhnya.

Namun di sisi lain, jika Indonesia bergabung dengan BRICS, hal ini berpotensi menimbulkan ketegangan dengan negara-negara barat. Artinya keberpihakan pada aliansi barat menghasilkan sebuah karakter pola relasi yang penuh dengan kecurigaan. Dalam konteks ini yang perlu diantisipasi adalah ketergantungan ekonomi yang lebih besar Indonesia kepada China, karena yang menjadi sumber kekuatan BRICS saat ini adalah China.

Fajar Anandi, Dosen Universitas Paramadina mengungkapkan Indonesia berada pada peringkat ke-9 dari sisi regional menunjukkan peran yang sangat kuat dan besar. Jika melihat posisi Indonesia, kemudian muncul pertanyaan OECD atau BRICS? Fajar menegaskan bahwa pertama yang kita dapatkan adalah international influence, memperkuat hubungan diplomatik dan kolaborasi aktif, meningkatkan kapasitas nasional, mempertahankan kepemimpinan regional dan akses sumber daya

Adapun cara untuk menavigasikan kondisi ini, Indonesia harus pragmatis dan kontekstual. Selain itu harus menggunakan kekuatan terbesar yaitu tidak punya patron dan tidak terbatas.

Kemudian juga harus menyiapkan dari sisi kapasitas yaitu cetak biru kebijakan luar negeri yang jelas dan berkesinambungan sehingga tidak keluar jalur, kemudian aktif membaur dengan negara mana pun. (Pipit Aprilia Rahapit)

Baca Juga:

Iklan

Meta PHK Karyawan di Berbagai Tim

0
Ilustrasi logo perusahaan Meta. (Foto: Facebook.com)
Ilustrasi logo perusahaan Meta. (Foto: Facebook.com)
Ilustrasi logo perusahaan Meta. (Foto: Facebook.com)
Ilustrasi logo perusahaan Meta. (Foto: Facebook.com)

Jakarta, Koridor.co.id Beberapa tim di Meta terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu (16/10). Demikian pernyataan perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh TechCrunch.

Perubahan ini dilakukan Meta untuk mengalokasikan ulang sumber daya dalam perusahaan. PHK tersebut dilaporkan berdampak pada karyawan yang bekerja di tim Threads, perekrutan, operasi hukum, dan desain, di antara tim lainnya, berdasarkan unggahan tentang PHK di media sosial yang dilihat oleh TechCrunch.

“Hari ini, beberapa tim di Meta melakukan perubahan untuk memastikan sumber daya selaras dengan tujuan strategis jangka panjang dan strategi lokasi mereka,” ujar juru bicara Meta dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.

“Ini termasuk memindahkan beberapa tim ke lokasi yang berbeda, dan memindahkan beberapa karyawan ke peran yang berbeda. Dalam situasi seperti ini, ketika sebuah peran dihilangkan, kami berusaha keras untuk menemukan peluang lain bagi karyawan yang terdampak.”

Meta tidak memberikan tanggapan kepada TechCrunch terkait jumlah karyawan yang terdampak. Seorang mantan karyawan yang terkena PHK pada Rabu (16/10) mengatakan kepada TechCrunch bahwa lebih dari selusin orang di tim mereka diberhentikan melalui panggilan video.

Beberapa karyawan yang terkena PHK pada hari Rabu menerima pesangon selama enam minggu, menurut mantan karyawan Meta tersebut. (Karyawan ini berbicara kepada TechCrunch dengan syarat anonimitas karena masalah ini bersifat sensitif).

Karyawan yang bekerja di Reality Labs, Instagram, dan WhatsApp (perusahaan-perusahaan di bawah naungan Meta) juga terkena dampak PHK, menurut laporan dari The Verge.

Dalam beberapa tahun terakhir, Meta telah melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap tenaga kerjanya untuk menyesuaikan ukuran perusahaan setelah melakukan perekrutan agresif selama pandemi.

Pada tahun 2022, Meta memberhentikan sekitar 13 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 11.000 karyawan, di mana CEO Mark Zuckerberg secara pribadi bertanggung jawab atas hal tersebut. Pada tahun 2023, Meta kembali melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan dan menarik 5.000 posisi yang belum terisi. (Kontributor)

Sumber: TechCrunch

Iklan

Anugerah Nobel Perdamaian 2024 untuk Nihon Hidankyo

0
Ilustrasi ledakan nuklir
Ilustrasi ledakan nuklir
Ilustrasi ledakan nuklir
Ilustrasi ledakan nuklir

Jakarta, Koridor.co.id Nihon Hidankyo, atau Federasi Organisasi Penyintas Bom Atom Jepang, merupakan gerakan akar rumput Jepang yang didedikasikan untuk menghapuskan senjata nuklir.

Sejak didirikan pada 1956 oleh para penyintas ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki—yang dikenal sebagai hibakusha—Nihon Hidankyo berfokus pada advokasi perlucutan senjata nuklir dan memperjuangkan hak-hak penyintas bom atom.

Organisasi ini telah memainkan peran penting di tingkat nasional maupun internasional dalam menyuarakan dampak menghancurkan dari penggunaan senjata nuklir dan mendorong dunia untuk bergerak menuju perdamaian abadi.

Little Boy dan Fat Man

Serangan bom atom oleh Amerika Serikat terhadap Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, adalah salah satu peristiwa paling mematikan dalam sejarah manusia.

Ledakan bom “Little Boy” di Hiroshima langsung menewaskan sekitar 70.000 orang, dan jumlah korban terus meningkat hingga 140.000 pada akhir tahun akibat paparan radiasi dan cedera berkepanjangan. Di Nagasaki, bom “Fat Man” membunuh sekitar 40.000 orang secara instan, dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 70.000 orang di penghujung tahun.

Selain dampak fisik yang menghancurkan, banyak penyintas bom atom yang menderita luka psikologis dan stigma sosial akibat paparan radiasi. Hibakusha sering mengalami diskriminasi di masyarakat karena kekhawatiran akan efek kesehatan dari radiasi yang mereka terima. Dalam konteks inilah Nihon Hidankyo terbentuk, bertujuan untuk melawan ketidakadilan yang dialami oleh para penyintas sekaligus menuntut perlucutan senjata nuklir secara global.

Tujuan dan Misi Nihon Hidankyo

Sejak didirikan pada tahun 1956 di Konferensi Dunia Melawan Bom Atom dan Hidrogen, Nihon Hidankyo berupaya menyebarkan pesan perdamaian dan anti-nuklir melalui berbagai inisiatif. Organisasi ini memiliki beberapa tujuan utama seperti:

  1. Penghapusan Senjata Nuklir: Nihon Hidankyo terus berupaya mengadvokasi pelarangan senjata nuklir di seluruh dunia. Mereka memandang senjata nuklir sebagai ancaman bagi kemanusiaan dan percaya bahwa penggunaannya melanggar prinsip moralitas yang mendasar.
  2. Perlindungan dan Kesejahteraan Hibakusha: Nihon Hidankyo memperjuangkan hak-hak penyintas bom atom agar mendapatkan perawatan medis yang layak, serta mendorong pemerintah Jepang untuk memberikan kompensasi dan dukungan yang memadai.
  3. Edukasi Perdamaian: Nihon Hidankyo berkomitmen untuk mendidik masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya senjata nuklir. Melalui kesaksian langsung dari hibakusha, mereka menyebarkan kesadaran tentang pentingnya perdamaian dunia.

Peran dalam Diplomasi Internasional

Nihon Hidankyo memiliki sejarah panjang dalam mengirimkan delegasi ke berbagai konferensi internasional dan forum global. Sejak awal pendiriannya, Nihon Hidankyo telah berpartisipasi dalam berbagai acara di tingkat global, termasuk Konferensi Khusus PBB tentang Perlucutan Senjata pada tahun 1970-an dan 1980-an. Salah satu acara penting lainnya adalah Pertemuan Global Hibakusha di Nagasaki pada tahun 1993, di mana para korban uji coba nuklir dari Amerika Serikat, Uni Soviet, Kepulauan Marshall, Polinesia, dan Jepang berkumpul untuk mengeluarkan seruan bersama untuk perlucutan senjata nuklir.

Pada tahun ini, Nihon Hidankyo dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian atas upaya mereka yang tak kenal lelah dalam mengadvokasi dunia yang bebas dari senjata nuklir. Penghargaan ini diberikan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, seperti ancaman nuklir Rusia dalam Perang Rusia-Ukraina, serta ketegangan yang melibatkan Korea Utara, Iran, dan Israel.

Tantangan dan Masa Depan

Saat ini, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Nihon Hidankyo adalah berkurangnya jumlah penyintas bom atom yang masih hidup, mengingat usia mereka yang semakin lanjut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kesaksian dan pengalaman mereka bisa semakin terlupakan. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi berupaya mendokumentasikan kisah hibakusha dan terus memperkuat kolaborasi dengan organisasi perdamaian global.

Di sisi lain, ancaman nuklir tetap menjadi isu global yang signifikan. Meski Perang Dingin telah berakhir, potensi penggunaan senjata nuklir masih nyata, terutama dengan meningkatnya ketegangan di berbagai belahan dunia. Dalam konteks ini, pesan dan advokasi Nihon Hidankyo semakin relevan. Mereka terus mendorong agar perjanjian pelarangan senjata nuklir, seperti Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW), diadopsi secara luas oleh masyarakat internasional. (Kontributor)

Sumber: Britannica dan The Conversation

Iklan

Resmi, Universitas Paramadina Buka Program Studi Magister Psikologi

0
Universitas Paramadina resmi membuka Program Studi Magister Psikologi tahun akademik 2024/2025.

Jakarta, Koridor.co.id – Universitas Paramadina hari ini, Senin (19/8/2024) resmi membuka Program Studi Magister Psikologi tahun akademik 2024/2025.

Program studi itu berlaku setelah Universitas Paramadina menerima Surat Keputusan (SK) tentang Pendirian, Perubahan Perguruan Tinggi, serta Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Koridor, penyerahan SK tersebut dilakukan hari ini di Gedung LLDIKTI Wilayah III. Diserahkan langsung oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., kepada Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D.

Pembukaan Program Studi Magister Psikologi ini merupakan langkah strategis Universitas Paramadina dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang berkualitas di bidang psikologi, serta berkomitmen untuk mencetak lulusan yang siap berkontribusi dalam dunia kerja, penelitian, dan pengembangan ilmu psikologi di Indonesia.

Selain itu dengan adanya program ini, Universitas Paramadina berkomitmen mengembangkan inovasi dan kualitas pendidikan di lingkungan kampus, serta menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing global

Turut hadir dalam acara ini rombongan Universitas Paramadina, yang terdiri dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Dr. Handi Risza, M.Eng., Dosen Psikologi, Dr. Devi Wulandari, Muhammad Iqbal, Ph.D, Psikolog, Wakil Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban, Dr. Fuad Mahbub Siradj, serta Direktur Kemahasiswaan, Aris Subagio, M.Si., Humas Media, Arif Haryadi, MM. (Pipit Aprilia Rahapit)

Iklan

Keamanan Data di PDN Lemah, Data Kesehatan Terancam Disalahgunakan

0
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher

Jakarta, Koridor.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyoroti lemahnya keamanan data rakyat yang disimpan di Pusat Data Nasional (PDN) yang saat ini diretas ransomware.

“Sungguh memprihatinkan, lembaga ini dibekali anggaran Rp700 M dari APBN, tapi keamanan datanya lemah serta tak memiliki backup yang mumpuni,” kata Netty dalam keterangan medianya, Selasa, 2 Juli 2024.

Menurutnya, salah satu yang terkena dampak peretasan tersebut ialah data kesehatan masyarakat Indonesia.

“Kenapa kita tak belajar dari pengalaman? Data kesehatan kita begitu mudah untuk dibobol hacker. Sebelumnya pada 2021 diduga data BPJS Kesehatan bocor dan diperjualbelikan di situs gelap, kemudian disusul bocornya data E-HAC dan sekarang data kesehatan di PDN juga diretas,” terang Netty.

“Selain akan mengganggu pelayanan kesehatan dalam negeri, data kesehatan yang bocor rentan disalahgunakan. Bocornya data pribadi bisa digunakan untuk mencuri password, melakukan pinjol, membobol layanan keuangan dan lain-lain sebagainya. Seorang pasien penyakit menular juga akan terkena isolasi sosial jika penyakitnya terungkap ke publik,” tambah Netty.

Besarnya masalah yang ditimbulkan akibat peretasan data di PDN ini, kata Netty, harus ditangani secara serius oleh pemerintah.

“Penegak hukum harus terlibat dan melakukan audit komprehensif terhadap lembaga tersebut. Jangan sampai masalah sebesar ini dibiarkan menguap tanpa ada satupun pejabat yang bertanggung jawab,” terangnya.

Netty juga mendorong disegerakannya aturan turunan UU No 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi.

“Terutama soal pihak-pihak yang memegang data masyarakat, termasuk instansi pemerintah yang lalai dalam menjaga keamanan data masyarakat. Harus ada sanksi yang tegas agar tidak sembarangan mengumpulkan data masyarakat,” bebernya. (Pizaro Gozali Idrus)

Iklan

Pengamat Media Sosial: Penyelenggara Judi Online Seharusnya Patuhi Regulasi

0
Ilustrasi aplikasi permainan judi online. (Foto: Berita Satu/Muhammad Reza)
Ilustrasi aplikasi permainan judi online. (Foto: Berita Satu/Muhammad Reza)

Jakarta, Koridor.co.id – Direktur Eksekutif Komunikonten sekaligus pengamat media sosial Hariqo Wibawa Satria menyampaikan pandangannya terkait kebijakan pemerintah yang akan menjatuhkan denda kepada platform digital yang masih memuat konten judi online.

Dia mengaku niat dan semangat Menteri Kominfo RI, Budi Arie dan Google itu sama yakni sama-sama ingin melindungi masyarakat.

Namun perbedaannya, ucap Hariqo, pada target perlindungan. Masyarakat yang dimaksud oleh Menkominfo RI, Budi Arie adalah WNI atau masyarakat Indonesia, utamanya yang berada di wilayah hukum NKRI.

Sedangkan yang dimaksud oleh Google, Meta, TikTok, Twitter, adalah masyarakat dari negara-negara yang menggunakan platform mereka.

“Pemerintah Indonesia melarang judi online, termasuk iklan judi online, sebagaimana tertulis dalam pasal 27 UU ITE. Google juga melarang iklan judi online di Indonesia, namun membolehkan iklan judi online di negara-negara yang membolehkan judi online, dengan banyak sekali catatan,” ujar Hariqo kepada Koridor pada Jumat (24/5).

Menurut Hariqo, iklan judi online harus bertanggungjawab. Dalam artian pengiklan harus punya sertifikasi Google Ads, mematuhi Undang-Undang terkait perjudian yang berbeda-beda di setiap negara.

“Maksudnya, iklan judi online harus menargetkan negara yang memang membolehkan judi online, dilarang menargetkan pengguna di bawah umur, dan menampilkan informasi selengkap-lengkapnya di website judi online,” tuturnya.

Hariqo menjelaskan Google dan platform digital lainnya termasuk pihak yang kooperatif dengan Pemerintah Indonesia dalam pemberantasan judi online.

Menurut Hariqo, iklan judi online biasanya muncul di layar perangkat digital orang Indonesia yang sebelumnya mencari informasi tentang judi online, membuka situs judi online, menggunakan aplikasi gratisan atau membuka web yang membolehkan iklan judi online.

“Begitulah salah satu cara kerja iklan, termasuk iklan judi online,” ucapnya.

Namun, kata Hariqo, mengenai ancaman denda Rp500 juta harus dijabarkan ke publik untuk meningkatkan partisipasi dalam pengawasan.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, terutama di medsos.

“Maksud saya terkait cara kerja medsos yang tidak menyensor konten sebelum tayang, namun mengandalkan pada pengetahuan, tingkat literasi digital dan kedewasaan dari para pengguna,” jelasnya.

Literasi digital Kemkominfo yang terkesan mengejar jumlah partisipan juga harus dievaluasi, mengapa gagal dalam mengedukasi warga untuk menjauhi judi online, kata Hariqo.

“Sejauh mana efektivitas literasi individu, komunitas, bahkan literasi digital di tingkat ASN yang mengelola web dan medsos pemerintah juga harus dievaluasi, karena banyak web pemerintah yang jebol,” ujarnya.

Hariqo membeberkan salah satu tantangan saat ini adalah, promosi judi online telah menyatu dalam konten, ini termasuk yang susah diberantas.

Modusnya, ada pengguna yang menempelkan iklan judi online pada konten, atau mengunggah ulang konten yang sudah terbukti viral dengan sedikit pengubahan, lalu menambahkan iklan judi online.

Modus kedua, membuat akun yang seakan-akan akun tersebut adalah akun fanbase dari selebritas medsos.

Lalu memposting ulang konten dari seleb itu dengan memasukkan iklan judi online, video ini biasanya berisi joget-joget seksi, namun ada juga video-video dari para olahragawan terkenal.

“Modus ini membuat manipulasi, seakan seleb dan olahragawan tersebut mempromosikan judi online, ini juga membuat masyarakat tertarik pada judi online,” paparnya.

Soal efektivitas, jelasnya, ini yang harus jadi perhatian.

Usaha pemerintah sudah banyak, namun nilai Transaksi Judi Online di Indonesia juga semakin banyak. Setidaknya kalau kita lihat data PPATK dari tahun 2017 – 2022, perputaran uang di judi online semakin meningkat.

Di sisi lain, sambung Hariqo, perlu jadi evaluasi yang sangat serius, karena ada banyak situs pemerintah yang sistem pertahanannya lemah, sehingga disusupi puluhan ribu iklan judi online.

“Di sinilah perlu keteladanan, masyarakat bisa menurun kepercayaannya terhadap apa yang dikatakan Menteri Budi Arie, jika situs pemerintah saja tidak mampu menghadang konten judi online,” tegasnya.

Sebelumnya, Menkominfo Budi Arie menyatakan penyelenggara platform digital di Indonesia seperti X, Telegram, Google, Meta, dan Tiktok, yang membiarkan atau tidak memberantas konten judi online diancam akan dikenakan denda Rp500 juta per konten.

“Jika tidak kooperatif untuk memberantas judi online di platform Anda, maka saya akan mengenakan denda sampai dengan Rp500 Juta rupiah per konten. Saya ulangi, saya akan denda sampai dengan Rp500 juta per konten,” tegas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam Konferensi Pers Judi Online yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, pada Jumat (24/5).

Menurut Budi Arie, berdasarkan pemantauan Kementerian Kominfo, hingga masih terdapat banyak konten dengan kata kunci atau keyword terkait judi online di berbagai platform digital.

Di platform Google misalnya, sejak 7 November 2023 hingga 22 Mei 2024, ditemukan sebanyak 20.241 kata kunci terkait judi online.

Sementara di Meta ditemukan 2.702 keyword terkait judi online sejak 15 Desember 2022 hingga 22 Mei 2024.

“Sebagai gambaran, 10 besar keyword terkait judi online dalam seminggu terakhir adalah: Live Slot, RTP Slot, No Limit, Situs Slot, Slot Gacor, Pragmatic Slot, Casino Online, Togel, Bonus Slot, Dan CQ9,” ungkapnya.

Budi Arie menegaskan, langkah peringatan keras itu sejalan dengan regulasi yang telah berlaku di Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta ketentuan perubahan dan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Privat serta ketentuan perubahan.

“Denda kepada platform digital dikenakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2023 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Kominfo,” tutur dia. (Pizaro Gozali Idrus)


Iklan

Menakar Kerja Sama UEA-Indonesia di Era Prabowo

0
Menteri Pertahanan RI dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Foto: Kemhan RI)
Menteri Pertahanan RI dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Foto: Kemhan RI)
Menteri Pertahanan RI dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Foto: Kemhan RI)
Menteri Pertahanan RI dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Foto: Kemhan RI)

Jakarta, Koridor.co.id – Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto dan wakilnya mengunjungi Uni Emirat Arab dalam perjalanan luar negeri pertama mereka sejak kemenangan pemilu mereka baru-baru ini.

Mereka bertemu dengan presiden UEA Mohammed bin Zayed (MBZ) di Abu Dhabi pada Senin (13/5) dan membahas penguatan kerja sama pertahanan dan militer antara kedua negara, menurut Kementerian Pertahanan.

Dalam video yang dirilis Kementerian Pertahanan, tampak Prabowo memperkenalkan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka kepada bin Zayed.

Dalam pertemuan ini, Prabowo dan Al Nahyan membahas hubungan bilateral, terutama peningkatan bidang pertahanan dan militer untuk kepentingan kedua negara.

“Saya berharap hubungan Indonesia dan UEA dapat terus berkembang dan tumbuh sesuai dengan ambisi kedua negara dalam memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan,” kata Prabowo saat bertemu MBZ dalam keterangan Kementerian Pertahanan pada Selasa (14/5).

Kerja sama di bidang pertahanan ini bisa meliputi latihan perang bersama, pendidikan pertukaran prajurit hingga saling belajar tentang teknologi alutsista masing-masing negara.

Selain itu, keduanya juga bertukar pandangan tentang sejumlah isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.

Prabowo pada kesempatan itu juga menerima “Medali Zayed” dari Al Nahyan sebagai apresiasi atas upaya tulus yang telah dilakukan dan peran Prabowo dalam memperkuat hubungan kerja sama antara UEA dan Indonesia.

“Menhan Prabowo merasa bangga menerima medali yang mengusung nama tokoh kemanusiaan global, almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan itu,” terang Kementerian Pertahanan.

Di akhir pertemuan, Al Nahyan menyampaikan salamnya untuk Presiden Joko Widodo melalui dan berharap hubungan yang strategis antara UEA dengan Indonesia demi kemakmuran kedua negara.

Perlu Dorong Hibah Alutsista

Ryantori, pengamat Hubungan Internasional Universitas Prof. Dr Moestopo (Beragama), mengatakan Indonesia perlu mendorong UEA agar mau menghibahkan alutsista beserta biaya maintenance-nya.

“Sebenarnya kemarin UEA sempat menawarkan pesawat Mirage generasi terdahulunya. Namun, kita terkendala dengan biaya perawatannya serta kemampuan yang sudah kalah kelas,” ujar Ryantori kepada Koridor.

“Dari informasi terakhir ternyata pesawat tersebut sudah dilepas ke Maroko,” tambahnya.

Sekiranya kerja sama terkait hibah menemui jalan buntu, ucap Ryantori, kemungkinan kerja sama pertahanan yang prospektif berikutnya adalah membujuk UEA untuk membeli Kapal Perang produk Indonesia yang diproduksi PT PAL.

“Walaupun belum masuk kategori peralatan perang yang super canggih semisal Fregat, Destroyer dan kapal induk, namun PT PAL sudah merintis kapal perang jenis Korvet dan kapal selam dan diakui memiliki kualitas yang bagus,” ucap dia.

Dia menambahkan hubungan Indonesia dengan UEA sudah dirintis menggunakan pendekatan diplomasi ekonomi sejak lama dan mendapat momentum saat Pemerintahan Presiden Jokowi.

“Saya kira, inilah yang akan diteruskan oleh Presiden Prabowo di masa pemerintahannya nanti dari pertemuan Presiden Prabowo dalam lawatan ke UEA,” jelasnya.

“UEA sangat patut diperhitungkan karena memang secara ekonomi negara ini sedang dalam kondisi meningkat. Indonesia ke depan sangat membutuhkan negara-negara yang bisa berinvestasi besar dan UEA adalah salah satunya,” sambungnya.

Mitra Dagang Kedua setelah Saudi

Sementara itu, Pengamat Hubungan Internasional Universitas Al-Azhar Indonesia, Raden Mokhamad Luthfi mengungkapkan, Prabowo pernah berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) sebagai menteri pertahanan di Tahun 2022.

“Sebagai President-elected, tampaknya ini adalah kunjungan ke kawasan Timur Tengah yang pertama bagi Prabowo yang juga ditemani Vice President-elected.”

Menurutnya, UEA merupakan negara penting bagi Indonesia karena merupakan mitra dagang terbesar kedua setelah Arab Saudi.

Di masa Presiden Jokowi, hubungan Indonesia-UEA bahkan meningkat dengan di tandatangan kesepakatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang kemudian berlaku mulai September 2023.

UEA merupakan pasar bagi produk minyak kelapa sawit, sektor otomotif, industri besi, dan lain-lain.

Bagi UEA, Indonesia merupakan negara yang penting untuk mendapatkan manfaat ekonomi melalui ekspor energi, petrokimia, dan lainnya. Hubungan ini bisa saling menguntungkan bagi Indonesia dan UEA.

Dalam sektor pertahanan, kata Luthfi, UEA bisa menjadi hub atau pusat penghubung pemasaran produk industri pertahanan Indonesia di Timur Tengah.

Sebagai contoh, UEA telah menandatangani kontrak pengadaan kapal Landing Platform Dock (LPD) dari PT PAL senilai USD 408 juta.

Hal ini sangat menjanjikan bagi PT PAL dan industri pertahanan Indonesia untuk memasarkan produk pertahanan lainnya ke Timur Tengah.

Tentu saja dengan catatan bahwa kualitas produk yang dipasarkan harus setara dengan produk industri pertahanan negara maju.

“Saya kira ini justru tantangan bagi industri pertahanan Indonesia untuk membuktikan kualitas dan mempertahankan pasar alutsista yang sudah mulai terbuka di Timur Tengah,” ujarnya.

UEA Serius Mengembangkan Militernya

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyatakan dalam dua dekade terakhir, UEA telah mengembangkan diri menjadi negara yang sangat serius meningkatkan pengaruh dan kapabilitas militernya.

UEA diketahui memiliki ambisi besar untuk terlibat dalam sejumlah konflik bahkan hingga di luar kawasan Timur Tengah. Jejak kehadiran UEA tampak di Kosovo, Somalia, Yaman hingga Afganistan.

UEA terutama di masa MBZ ini sudah berhasil mengukuhkan posisinya sebagai mitra strategis dan penting bagi Amerika Serikat dan NATO di Timur Tengah, selain Arab Saudi. Untuk memastikan pengaruhnya, UEA bahkan berani mempertegas hubungannya dengan Israel dan berselisih dengan Turki.

“Karena ambisinya yang besar, sudah jelas UEA membutuhkan kolaborasi yang kuat untuk meningkatkan kapabilitas pertahanannya, termasuk juga mengembangkan industri pertahanan,” katanya.

Sejak 2020, Indonesia dan UEA sudah memiliki memorandum saling pengertian untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dan industri pertahanan.

Ada beragam bentuk kerja sama yang disepakati dan sudah berjalan, terutama dalam hal kerja sama latihan dan pelatihan militer, juga pertukaran perwira untuk peningkatan SDM militer dan pengembangan teknologi alutsista bagi masing-masing negara.

“Nah sejak 2022, kerja sama pertahanan kedua negara merambah ke industri pertahanan. Tiga BUMN di bawah defend.ID yaitu PT PAL, PINDAD dan PTDI telah menandatangani kerja sama yang berkaitan dengan pengembangan bisnis dan produksi bersama, akselerasi pemasaran dan supply-chain,” katanya.

“Ini tentu sangat positif bagi Indonesia mengingat kawasan Timur Tengah merupakan kawasan yang sangat dinamis dengan potensi konflik tinggi. Kita tahu, konflik adalah pasar utama industri pertahanan,” tambahnya.

Ada instruksi Jokowi

Co-founder Indonesia Strategic and Defence Studies Erik Purnama Putra mengatakan agenda Prabowo ke UEA tidak lepas dari instruksi Jokowi.

“Jadi setelah China dan Jepang, Jokowi minta Prabowo ke Timur Tengah, karena investasi UEA besar di Indonesia” ujarnya.

UEA, yang merupakan negara kaya juga sempat memesan kapal kepada PT PAL.

“Jadi pesanan kapal ke Indonesia itu lebih untuk menjalin diplomasi yang kuat saja agar kita punya hubungan yang baik dan erat dengan Indonesia,” ujarnya.

“Dengan kapasitas uang dan kekuatannya bisa saja langsung beli ke negara maju, apalagi di Eropa, tapi kan dalam menjalin hubungan baik untuk nanti mengikat kita dengan negara lain,” tambahnya.

Menurut Erik, UAE mungkin melihat Indonesia ini menjadi negara potensial ke depannya sehingga dia juga perlu investasi hal-hal seperti ini.

“Gak semata-mata dia butuh kapal, tapi juga untuk menjalin hubungan yang lebih erat,” jelasnya.

Menurut Erik, kita tahu posisi Indonesia bagaimanapun juga bebas aktif dan tidak memihak.

“Tidak bisa dinafikan juga kita sebagai sesama muslim. Itu memudahkan. Mungkin di kalangan UAE juga kalau investasi di Indonesia ini menjanjikan karena kita negara tumbuh grow up. Kalau investasi di negara maju kan pertumbuhannya dikit secara ekonomi. Di kita masih besar,” ujarnya. (Pizaro Gozali Idrus)

Iklan

Polisi AS Tangkap Mahasiswa yang Demonstrasi Tolak Israel

0
Rangkaian aksi demonstrasi menentang kejahatan Israel di Palestina.

Amerika Serikat, Koridor.co.id – Penangkapan massal terjadi di sejumlah kampus-kampus elite di Amerika Serikat (AS) saat demonstrasi menentang aksi Israel di Gaza, lansir BBC pada Sabtu (28/4).

Unggahan media sosial terkait demonstrasi pro-Palestina biasanya merujuk pada intifada – yang dalam bahasa Arab berarti pemberontakan. Kata ini digunakan dalam kaitannya dengan periode demonstrasi warga Palestina yang intens terhadap Israel.

Banyak unggahan di media sosial yang menanyakan apakah akan ada intifada baru sebagai dampak dari perang di Gaza. Beberapa orang menyebutnya sebagai “intifada Intelektual” dan menyerukan “Globalisasi Intifada”.

Para mahasiswa telah keluar dari kelas perkuliahan dan mendirikan perkemahan untuk memprotes aksi militer Israel di Gaza.

Ratusan pengunjuk rasa kini telah ditangkap di kampus-kampus di seluruh AS. Mereka berdemonstrasi menentang perang di Gaza.

Kampus-kampus itu mencakup Universitas Columbia dan New York University di New York, Universitas California di Berkeley, dan Universitas Michigan.

Demonstrasi mahasiswa juga digelar di Emerson College dan Universitas Tufts di Boston, serta Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge.

Banyak mahasiswa Universitas Columbia diskors oleh kampus karena ikut demonstrasi pro-Palestina, sehingga memicu seruan agar tindakan disipliner itu dicabut atau dibatalkan.

Sementara itu, sejumlah mahasiswa Yahudi di universitas tersebut telah menyatakan keprihatinannya tentang apa yang mereka sebut sebagai lingkungan kampus yang mengancam.

Namun pengunjuk rasa lain berpendapat bahwa pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi jarang terjadi serta digaungkan secara tidak proporsional oleh kalangan yang menolak tuntutan-tuntutan demonstran pro-Palestina.

Para aktivis menyerukan universitas-universitas untuk melakukan “melepaskan keterlibatan dari genosida” dan berhenti menginvestasikan dana abadi sekolah dalam jumlah besar di perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan senjata dan industri lain yang mendukung perang Israel di Gaza.

Sejak tanggal 18 April, gerakan mahasiswa yang mendukung Palestina dan mengecam berlanjutnya dukungan Amerika terhadap Israel telah meningkat di Amerika Serikat setelah Presiden Universitas Columbia Nemat Shafiq memanggil polisi kepada mahasiswa yang mendirikan kamp di kampus universitas untuk memprotes kelanjutan perang di Gaza dan menangkap sekitar 100 orang dari mereka.

Demonstrasi ini dimulai minggu lalu di Universitas Columbia di Negara Bagian New York, ketika sekelompok mahasiswa memutuskan untuk mengadakan aksi duduk terbuka di dalam tenda di halaman universitas, mengecam agresi terhadap rakyat Palestina. (Pizaro Gozali Idrus)

Iklan