Pengamat: China Khawatir Konflik Iran-Israel Ganggu Sumber Energinya

Koridor.co.id

Raden Mokhamad Luthfi
Raden Mokhamad Luthfi

Jakarta, Koridor.co.id – Pengamat Hubungan Internasional Universitas Al Azhar Indonesia Raden Mokhamad Lutfhi mengatakan China berkepentingan untuk mendorong deeskalasi di Timur Tengah karena sumber energi China seperti minyak dan gas, secara signifikan bersumber dari negara-negara Timur Tengah, termasuk Iran.

Menurut Luthfi, perkembangan terakhir antara Iran dan Israel memang mengkhawatirkan banyak pihak.

Hal ini disebabkan karena apabila siklus saling serang antara Iran dan Israel tidak berhenti, sangat mungkin berdampak kepada terlibatnya aktor-aktor lain di kawasan itu.

“Bahkan Amerika Serikat pun saya kira akan lebih menyukai Israel untuk deeskalasi daripada melakukan serangan balasan ke Iran,” ujar dia kepada Koridor pada Jumat (19/4).

Selain itu, kata dia, sebagai negara yang sedang membangun citra mediator perdamaian di Timur Tengah dengan mempertemukan Iran dan Arab Saudi, China tampaknya berupaya keras agar citra juru damai di Timur Tengah tersebut tidak kehilangan kredibilitasnya.

“Dengan demikian, sangat mungkin bagi China untuk melakukan pendekatan kepada Israel dan Iran untuk melakukan deeskalasi dan menemui Indonesia untuk meminta dukungan dalam upaya China mendamaikan situasi di Timur Tengah akhir-akhir ini,” ujar Luthfi.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (18/4).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Menteri Wang Yi membahas sejumlah isu penting yang berkaitan dengan kerja sama ekonomi bilateral dan situasi di Timur Tengah.

“Bapak Presiden menekankan tidak ada pihak yang ingin melihat adanya eskalasi dan Bapak Presiden menyampaikan bahwa Indonesia terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak termasuk Iran dan Amerika Serikat,” ungkap Menlu Retno Marsudi.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menekankan tiga hal, yaitu pentingnya menahan diri, pentingnya terjadi deeskalasi, dan meminta negara-negara menggunakan pengaruhnya untuk menghindari terjadinya eskalasi. Menlu Retno juga menyebut bahwa posisi Indonesia dan RRT sama di dalam isu tersebut.

“Bapak Presiden juga menyampaikan keyakinannya bahwa RRT juga akan menggunakan pengaruhnya agar eskalasi dapat dicegah,” ucap Menlu Retno.

Sementara itu, China juga menekankan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara atau two-state solution dan sepakat bahwa stabilitas di Timur Tengah akan terjadi melalui two-state solution.

Selain itu, Indonesia-China juga memiliki posisi yang sama dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.

“Tadi juga dilakukan exchange of views mengenai dukungan mayoritas negara-negara anggota PBB untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB. Di dalam hal ini, sekali lagi posisi Indonesia dan posisi RRT sama bahwa kita mendukung penuh keanggotaan Palestina di PBB,” tutur Menlu Retno. (Pizaro Gozali Idrus)




Artikel Terkait

Terkini