Memahami Bullying: Faktor, Dampak dan Cara Pencegahannya

Koridor.co.id

Ilustrasi korban aksi bullying atau perundungan.
Ilustrasi korban aksi bullying atau perundungan.

Jakarta, Koridor.co.id Perundungan atau bullying, yang semakin sering terjadi belakangan ini, menjadi momok di masyarakat.

Sebabnya, perundungan bukan hanya meninggalkan luka fisik tetapi juga luka mental yang akan korban bawa hingga dewasa. Perundungan bukan hanya terjadi di dunia nyata akan tetapi juga merambah ke dunia maya atau cyberbullying (perundungan siber).

Apa itu Bullying

Ken Rigby mendefinisikan bullying, dikutip dari jurnal Universitas Padjadjaran, sebagai sebuah hasrat untuk menyakiti.

Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang.

Selanjutnya, jurnal yang sama menyebutkan, bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang.

Pelaku perundungan merasa memiliki kekuasaan untuk melakukan apa saja kepada korbannya. Korban di sisi lain juga memersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam perundungan.

Bullying dapat terjadi di mana saja, baik di sekolah, tempat kerja, di rumah, atau daring melalui pesan teks atau email. Perundungan terjadi dalam berbagai bentuk yang semuanya menyebabkan kesusahan dan rasa sakit bagi korban.

Faktor Penyebab Terjadinya Bullying

Perundungan terjadi bukan tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang berkontribusi pada perilaku perundungan itu sendiri. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya bullying sebagaimana dilansir dari Health Direct:

  • Pelaku ingin mendominasi orang lain dan meningkatkan status sosialnya
  • Kurangnya rasa bersalah dalam diri pelaku, atau kegagalan mengenali perilaku mereka sebagai masalah
  • Rasa marah, frustrasi atau cemburu
  • Pelaku pernah menjadi korban perundungan

Dampak Perundungan

Dampak perundungan berbeda bagi setiap orang, karena dampaknya tidak hanya terasa saat itu saja namun bisa berlanjut hingga bertahun-tahun, atau bahkan seumur hidup.

Akibat dari perundungan pun cakupannya sangat luas. Remaja korban bullying lebih berisiko mengalami masalah kesehatan fisik maupun mental.

Anak-anak yang menjadi korban bullying biasanya mengalami depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa. Mereka juga sering kali memiliki keluhan kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot serta rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah.

Cara Mencegah Bullying

Bullying bukanlah sebuah takdir yang tak terhindarkan. Kita dapat membangun benteng pertahanan untuk mencegahnya dengan berbagai upaya, baik di tingkat individu, keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Berikut adalah cara pencegahan bullying yang dilansir dari web UNICEF:

  • Berikan pengetahuan atau pendidikan kepada anak-anak mengenai perundungan
  • Seringlah berkomunikasi dengan anak secara terbuka
  • Jadilah panutan yang baik bagi anak-anak
  • Bantulah anak-anak membangun rasa percaya diri mereka

Perundungan bukan masalah sosial yang dapat kita abaikan begitu saja. Luka yang timbul akibat dari perundungan bisa membekas seumur hidup.

Oleh karena itu, memerangi perundungan merupakan tanggung jawab kita bersama. Marilah bersatu padu untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari bullying, di mana setiap individu dapat berkembang dan bersinar dengan penuh potensi. (Alifya Revina)

Artikel Terkait

Terkini